Denpasar (Antaranews Bali) - Puluhan seniman "sketching" yang tergabung dalam Komunitas Kusara turut andil dalam mengisi ajang "Denpasar Festival (Denfest) 2018" yang diaplikasikan dalam goresan tinta, pensil, serta cat air yang nantinya memberikan nuansa artistik tersendiri bagi para pengunjung kegiatan tahunan itu.

Pembina Komunitas Kusara, I Putu Udiyana Wasista disela acara "live skatching" Sabtu, menjelaskan bahwa Komunitas Kusara merupakan sebuah komunitas yang mewadahi siapa pun untuk mengabadikan momentum lingkungan sekitar melalui seketsa khususnya di Bali. Pada ajang Denfest tahun ini sedikitnya terdapat 22 anggota yang terlibat dalam live sketching ini.

"Kali ini ada 22 orang yang terlibat dan merupakan mahasiswa ISI Denpasar dan STD Bali, namun di lapangan banyak masyarakat yang ikut berparisipasi secara langsung," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, "live sketching" saat ini sudah mengalami perkembangan, dimana tema-tema yang diangkat sudah urbanis. Namun tetap berpedoman pada cerita yang ditangkap dengan meliat kejadian di sekitar.

"Iya kunci dari live sketcher ini adalah kejadian disekitar kita, jadi kita hanya mengbadikn momen disekitar melalui sketsa, seperti jurnalis seketsa," ucapnya.

Udiyana mengatakan bahwa saat ini masyarakat cenderung sibuk dengan gadgetnya, sehingga momen penting disekitar justru terlewatkan dengan sia-sia. Hal inilah yang mencoba kami bangkitkan dan merangsang masyarakat untuk kembali peduli dengan momen disekitar kita. “Seperi halnya melihat catur muka dari foto dan dari seketsa tentu sangat berbeda, dimana dari goresan tangan kita dapat melihat detail dari patung catur muka itu sendiri,” ungkapnya.

Udiyana turut berharap agar "live skatching" dapat terus tumbuh dn mengisi salah satu ruang seni di Bali. Selain itu, pihaknya juga menekankan bahwa masyarakat harus mau meluangkan waktu untuk melihat keadaan sekitar. Hal ini lntaran live skatching ini dapat menjadi wahana terapi pisikologi dan juga sebagai pembuka mata terhadap lingkungan sekitar sebagai upaya menumbuhkan kepedulian.

"Seketsa ini dapat menjadi wahana terapi psikologi dan membangkitkan rasa kemanusiaan dengan peduli terhadap lingkungan sekitar," katanya.

Sementara itu,  seorang anggota komunitas, Karunia Adji menyambut baik atas kesempatan dan ruang yang diberikan untuk mengenalkan komunitas ke pengunjung denfest. Ditambah lagi pemilihan tema "urban playground" yang sangat sesuai dengan komunitas kusara.

"Semoga ke depanya komunitas seketsa lainya dapat diberikan ruang dalam setiap event di Bali sebagai media komunikasi dan edukasi kepada masyarakat," katanya.(*)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018