Singaraja (Antara Bali) - Kapala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Setkab Buleleng Putu Meles SE, membantah bahwa kondisi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Pakraman Sudaji, Kecamatan Sawan selama ini tergolong lembaga keuangan yang kurang sehat.
"Siapa bilang kondisi LPD Sudaji kurang sehat ?," ujar Kabag Ekbang Putu Males menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri upacara peringatan Hari Prokkamasi ke-66 RI, di Taman Kota Singaraja, Rabu.
Putu Meles menyatakan bahwa kondisi seluruh LPD yang ada di wilayahnya pada umumnya cukup sehat. "Tidak ada masalah dengan kondisi LPD di Buleleng, termasuk di Desa Sudaji," ucapnya menandaskan.
Ditanya tentang cukup banyaknya nasabah yang kini ramai-ramai menarik dananya dari LPD Sudaji, Putu Meles menyebutkan, nasabah menarik dananya dari LPD itu karena terbawa arus sehubungan munculnya kasus rush yang menimpa LPD Pakraman Banyualit, Lovina, beberapa waktu lalu.
"Mereka takut kalau LPD Sudaji bernasib sama dengan LPD Banyualit. Karenanya, para nasabah kemudian ramai-ramai menarik uangnya," ujar Putu Meles.
Mengetahui hal itu, kata dia, pihaknya langsung terjun ke Desa Sudaji, membantu memulihkan kembali kondisi psikologis nasabah yang tampaknya mulai panik tersebut.
"Kami juga langsung menurunkan tim pembina ke Sudaji untuk melakukan sosialisasi tentang kondisi terakhir LPD tersebut. Tujuannya, supaya warga di sana paham bahwa LPD itu adalah milik mereka, sehingga harus turut melindunginya," katanya.
Kepada warga nasabah telah dijelaskan bahwa kondisi LPD Sudaji berbeda dengan LPD Banyualit. "Kami tekankan bahwa awig-awig atau aturan tiap desa pakraman di Buleleng berbeda-beda, sehingga apa yang terjadi pada LPD Banyualit tidak mungkin timbul pada LPD Sudaji," ujarnya.
Atas upaya itu, kata Putu Meles, kini masyarakat terutama para nasabah yang awalnya menarik dananya, mulai kembali menabung di LPD Sudaji.
Ditanya mengenai ketidakmampuan LPD Sudaji dalam membayar sejumlah uang nasabah, Putu Males mengatakan, dana yang tersedia di LPD saat itu cukup minim, sehingga tidak bisa membayar uang yang ditarik nasabah dalam jumlah besar.
"Dana LPD ketika penarikan uang ramai-ramai itu terjadi, sebagian besar masih beredar di masyarakat," ucap Putu Meles.
Putu Meles menambahkan, LPD Sudaji sempat kewalahan karena terjadi penarikan uang secara besar-besaran oleh nasabah di akhir bulan Juli lalu. Dana yang ditarik nasabah kala itu mencapai Rp1 miliar lebih.
"Pengurus saat itu kian kewalahan, karena ada juga kredit yang macet, walau jumlahnya tidak terlalu banyak," katanya dengan menambahkan, aset LPD Sudaji sekitar Rp7 miliar, tetapi karena dalam waktu singkat penarikan besar-besar, jelas minim dana yang tersedia.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Siapa bilang kondisi LPD Sudaji kurang sehat ?," ujar Kabag Ekbang Putu Males menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri upacara peringatan Hari Prokkamasi ke-66 RI, di Taman Kota Singaraja, Rabu.
Putu Meles menyatakan bahwa kondisi seluruh LPD yang ada di wilayahnya pada umumnya cukup sehat. "Tidak ada masalah dengan kondisi LPD di Buleleng, termasuk di Desa Sudaji," ucapnya menandaskan.
Ditanya tentang cukup banyaknya nasabah yang kini ramai-ramai menarik dananya dari LPD Sudaji, Putu Meles menyebutkan, nasabah menarik dananya dari LPD itu karena terbawa arus sehubungan munculnya kasus rush yang menimpa LPD Pakraman Banyualit, Lovina, beberapa waktu lalu.
"Mereka takut kalau LPD Sudaji bernasib sama dengan LPD Banyualit. Karenanya, para nasabah kemudian ramai-ramai menarik uangnya," ujar Putu Meles.
Mengetahui hal itu, kata dia, pihaknya langsung terjun ke Desa Sudaji, membantu memulihkan kembali kondisi psikologis nasabah yang tampaknya mulai panik tersebut.
"Kami juga langsung menurunkan tim pembina ke Sudaji untuk melakukan sosialisasi tentang kondisi terakhir LPD tersebut. Tujuannya, supaya warga di sana paham bahwa LPD itu adalah milik mereka, sehingga harus turut melindunginya," katanya.
Kepada warga nasabah telah dijelaskan bahwa kondisi LPD Sudaji berbeda dengan LPD Banyualit. "Kami tekankan bahwa awig-awig atau aturan tiap desa pakraman di Buleleng berbeda-beda, sehingga apa yang terjadi pada LPD Banyualit tidak mungkin timbul pada LPD Sudaji," ujarnya.
Atas upaya itu, kata Putu Meles, kini masyarakat terutama para nasabah yang awalnya menarik dananya, mulai kembali menabung di LPD Sudaji.
Ditanya mengenai ketidakmampuan LPD Sudaji dalam membayar sejumlah uang nasabah, Putu Males mengatakan, dana yang tersedia di LPD saat itu cukup minim, sehingga tidak bisa membayar uang yang ditarik nasabah dalam jumlah besar.
"Dana LPD ketika penarikan uang ramai-ramai itu terjadi, sebagian besar masih beredar di masyarakat," ucap Putu Meles.
Putu Meles menambahkan, LPD Sudaji sempat kewalahan karena terjadi penarikan uang secara besar-besaran oleh nasabah di akhir bulan Juli lalu. Dana yang ditarik nasabah kala itu mencapai Rp1 miliar lebih.
"Pengurus saat itu kian kewalahan, karena ada juga kredit yang macet, walau jumlahnya tidak terlalu banyak," katanya dengan menambahkan, aset LPD Sudaji sekitar Rp7 miliar, tetapi karena dalam waktu singkat penarikan besar-besar, jelas minim dana yang tersedia.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011