Jakarta (Antaranews Bali) - Nilai tukar (kurs) rupiah pada transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah 26 poin menjadi Rp15.197 per dolar Amerika Serikat (AS) menyusul penguatan mata uang negara adi daya itu akibat ketidakpastian pasar uang di Eropa.
"Dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang kuat dunia didorong kembalinya ketidakpastian di pasar keuangan Eropa," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan ketidakpastian di Eropa itu didorong oleh isu kenaikan defisit anggaran negara Italia serta kembali buntunya proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Selain itu, lanjut dia, apresiasi dolar AS juga dipicu oleh prospek kenaikan tingkat suku bunga di Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR).
"Sentimen eksternal itu menekan rupiah terhadap dolar AS," katanya.
Ia menambahkan menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia hari ini (23/10) yang diperkirakan mempertahankan tingkat suku bunga BI 7-Day Repo Rate di 5,75 persen.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengharapkan pelaku pasar merespon positif kebijakan Bank Indonesia yang diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga.
"Suku bunga dipertahankan, diharapkan dapat menjadi sentimen positif pada rupiah," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang kuat dunia didorong kembalinya ketidakpastian di pasar keuangan Eropa," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan ketidakpastian di Eropa itu didorong oleh isu kenaikan defisit anggaran negara Italia serta kembali buntunya proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Selain itu, lanjut dia, apresiasi dolar AS juga dipicu oleh prospek kenaikan tingkat suku bunga di Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR).
"Sentimen eksternal itu menekan rupiah terhadap dolar AS," katanya.
Ia menambahkan menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia hari ini (23/10) yang diperkirakan mempertahankan tingkat suku bunga BI 7-Day Repo Rate di 5,75 persen.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengharapkan pelaku pasar merespon positif kebijakan Bank Indonesia yang diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga.
"Suku bunga dipertahankan, diharapkan dapat menjadi sentimen positif pada rupiah," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018