Jakarta (Antaranews Bali) -  Analis pasar modal melihat dampak negatif defisit perdagangan Indonesia mereda, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pembukaan, Rabu,  terdongkrak naik 24,01 poin, di samping pengaruh  pergerakan bursa saham eksternal.

IHSG dibuka menguat 24,01 poin atau 0,41 persen menjadi 5.835,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 5,96 poin atau 0,65 persen menjadi 918,24.

"Saham-saham di Amerika Serikat yang bergerak menguat pada perdagangan Selasa waktu setempat memberikan dukungan bagi bursa kawasan Asia, termasuk IHSG," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas , Alfiansyah, di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan sentimen dari dalam negeri juga relatif positif, pemerintah memberlakukan aturan baru terkait impor barang kiriman, yakni dengan memperkecil nominal ketentuan nilai bebas bea masuk dari 100 dolar AS menjadi 75 dolar AS per hari.

"Dengan aturan itu setidaknya, pemerintah juga ingin mendorong produksi lokal, dan mendorong penggunaan produk-produk dalam negeri," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, dampak negatif mengenai data perdagangan Indonesia yang defisit, juga tampaknya cenderung mulai mereda sehingga investor kembali melakukan akumulasi saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei menguat 314,53 poin (1,34 persen) ke 23.735,36, indeks Hang Seng menguat 88,82 poin (0,33 persen) ke 27.173,48, dan indeks Strait Times menguat 5,16 poin (0,16 persen) ke posisi 3.144,50. (WDY)

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018