Kuta (Antaranews Bali) - Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menargetkan akhir September 2018 proyek apron sudah siap menjalani verifikasi terakhir dari Kementerian Perhubungan sehingga digunakan sebelum pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, Oktober 2018.
     
"Kami optimis karena proyek sudah mendekati selesai," kata Kepala Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim saat meninjau pengerjaan proyek apron di bandara setempat di kawasan Tuban, Kabupaten Badung, Bali, Selasa. 
     
Arie mencatat hingga 15 September 2018, pengerjaan apron barat seluas 8 hektare dengan cara mereklamasi lahan perairan, sudah mencapai 99,1 persen.    
     
Proyek apron yang masuk paket I itu akan digunakan untuk mengakomodasi jangka pendek yakni mengantisipasi tingginya lalu lintas pesawat ketika perhelatan akbar pertemuan IMF dan Bank Dunia berlangsung.
     
Proyek pengerjaan apron atau tempat parkir pesawat di sebelah barat bandara yang dikerjakan kontraktor BUMN PT Pembangunan Perumahan (PP) itu merupakan bagian dari pengembangan apron yang memakan lahan seluas 35,75 hektare.
     
Sedangkan untuk pengembangan apron seluas 35,75 hektare itu yang diproyeksikan untuk kebutuhan jangka panjang, saat ini sudah mencapai 71,8 persen, atau melampaui target pada minggu ke-27 yang sebelumnya ditargetkan mencapai 69,2 persen. 
     
Sementara itu untuk proyek paket II yakni apron timur dan pemindahan fasilitas pengelolaan limbah saat ini sudah memasuki 97,4 persen. 
     
Pihaknya memperkirakan apron barat seluas 8 hektare dan apron timur dapat menampung total 10 pesawat berbadan sedang termasuk pesawat berbadan besar. 
     
Untuk paket III yakni pengerjaan gedung VVIP, Base Ops Pangkalan Udara Ngurah Rai dan perlengkapan untuk maskapai penerbangan, lanjut Arie, pembangunannya sudah mencapai 96 persen. 
     
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah melakukan verifikasi tahap awal sebagai bagian asistensi khususnya untuk proyek apron barat dan timur.
     
Verifikasi tersebut dilakukan dengan mengukur titik koordinat yang tepat sesuai standar Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dengan mengacu sistem geodesi dunia.
     
Selain itu verifikasi terkait dimensi apron, kekuatan landasan, peralatan navigasi, penerangan dan marka apron serta pengukuran jarak antara ruang keamanan terbatas dengan area publik seperti jalan raya. (*)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018