Denpasar (Antaranews Bali) - Yayasan Sabha Budaya Bali bersama pihak terkait akan membahas fenomena tari Rejang Renteng, yang belakangan kian marak dibawakan kaum ibu-ibu untuk mengiringi ritual "Dewa Yadnya".

"Kami bukannya menghalangi semangat para wanita menarikan Rejang Renteng, tetapi kami ingin tahu patut atau tidaknya," kata Ketua Yayasan Sabha Budaya Bali I Gusti Made Ngurah saat menemui Gubernur Bali Made Mangku Pastika, di Denpasar, Kamis.

Pembahasan tari Rejang Renteng dalam sebuah "workshop" akan digelar serangkaian HUT ke-12 Yayasan Sabha Budaya Bali yang dirangkaikan HUT ke-7 Sabha Purohito pada 24 Agustus 2018 mendatang.

Workshop tari Rejang Renteng akan menghadirikan sejumlah narasumber berkompeten di bidangnya. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat memberi pemahaman yang benar tentang tari Rejang Renteng.

Pihak panitia sengaja memilih Klungkung sebagai lokasi peringatan HUT yang diisi dengan kegiatan workshop karena sejarahnya tari Rejang Renteng berasal dari Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

"Kami ingin tahu, bagaimana aturan pementasan tari Rejang Renteng itu dari pakarnya," ujar Made Ngurah.

Masih serangkaian HUT Yayasan Sabha Budaya Bali dan Sabha Purohito, juga digelar pula diskusi kelompok terfokus(FGD) yang membahas hubungan sejarah Bali dengan Papua.

"Umat Hindu `kan menggunakan Burung Cendrawasih dalam prosesi pengabenan,kita ingin tahu bagaimana sejarahnya. Sementara burung itu `kan tidak ada di Bali," ucapnya.

Sementara itu, Pembina Yayasan Sabha Budaya Bali yang juga Pimpinan Sabha Purohito Ida Pedanda Gede Putra Bajing menyampaikan harapan agar Gubernur Bali Made Mangku Pastika dapat hadir pada peringatan Hari Jadi yang akan dipusatkan di Ruang Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung.

Ida Pedanda menyampaikan terima kasih atas perhatian Gubernur Pastika kepada Yayasan Sabha Budaya Bali dan Sabha Purohito.

Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyambut baik dan mengapresiasi rencana pihak yayasan mengangkat Tari Rejang Renteng dalam sebuah workshop.

Menurutnya, hal ini sangat penting agar masyarakat mengetahui bagaimana, di mana dan kapan sepatutnya membawakan tarian tersebut.

Selain itu, ia berharap agar ke depannya kedua lembaga ini makin menunjukkan peran dalam memberi pencerahan bagi umat. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018