Jakarta (Antaranews) - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyambangi rumah Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman SBY, di Mega Kuningan, Jakarta, Kamis, pada pukul 09.55 WIB dan meninggalkan kediaman SBY pada pukul 10.35 WIB.
Saat sampai di depan rumah SBY, Prabowo hanya membuka kaca mobil untuk meminta awak media memberi jalan dan tidak memberikan komentar lebih lanjut.
Kedatangan Prabowo diikuti Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Waketum Fadli Zon, Waketum Sugiono serta Anggota Dewan Pembina Gerindra Fuad Bawazier.
Sekitar 40 menit setelah kedatangannya, Fadli Zon tampak keluar dari rumah SBY terlebih dahulu, tetapi enggan memberikan komentar apa pun dan hanya menjawab "nanti ya".
Selanjutnya Prabowo pun meninggalkan rumah Presiden ke-6 dengan membuka kaca mobil dan hanya melambai-lambaikan tangan kepada para awak media yang menunggu di depan rumah SBY.
Menanggapi tentang koalisi, Probowo hanya menjawab singkat. "Masih dimusyawarahkan," kata dia.
Sebelumnya koalisi Demokrat dan Gerindra disebut-sebut mengalami perpecahan. Politisi Demokrat Andi Arief menyebut Partai Gerindra melakukan politik transaksional tanpa sepengetahuan Demokrat.
Andi Arief mengatakan bahwa apa yang dikatakannya benar. Dia juga menekankan pernyataannya itu berdasarkan data yang akurat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Saat sampai di depan rumah SBY, Prabowo hanya membuka kaca mobil untuk meminta awak media memberi jalan dan tidak memberikan komentar lebih lanjut.
Kedatangan Prabowo diikuti Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Waketum Fadli Zon, Waketum Sugiono serta Anggota Dewan Pembina Gerindra Fuad Bawazier.
Sekitar 40 menit setelah kedatangannya, Fadli Zon tampak keluar dari rumah SBY terlebih dahulu, tetapi enggan memberikan komentar apa pun dan hanya menjawab "nanti ya".
Selanjutnya Prabowo pun meninggalkan rumah Presiden ke-6 dengan membuka kaca mobil dan hanya melambai-lambaikan tangan kepada para awak media yang menunggu di depan rumah SBY.
Menanggapi tentang koalisi, Probowo hanya menjawab singkat. "Masih dimusyawarahkan," kata dia.
Sebelumnya koalisi Demokrat dan Gerindra disebut-sebut mengalami perpecahan. Politisi Demokrat Andi Arief menyebut Partai Gerindra melakukan politik transaksional tanpa sepengetahuan Demokrat.
Andi Arief mengatakan bahwa apa yang dikatakannya benar. Dia juga menekankan pernyataannya itu berdasarkan data yang akurat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018