Amlapura (Antaranews Bali) - Sejumlah relawan dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) membantu menyiapkan makanan untuk para pengungsi Gunung Agung salah satunya di unit pelaksana teknis (UPT) Pertanian di Desa Rendang, Karangasem dengan memanfaatkan dapur umum keliling.
"Kami mengfasilitasi kebutuhan pengungsi tiap pos," kata Kadis Sosial Kabupaten Karangasem, Ni Ketut Puspa Kumari di Desa Rendang, Karangasem, Rabu.
Para relawan Tagana itu membagi tugas seperti mengolah bumbu dapur, memasak nasi, mengolah lauk pauk, hingga menyiapkan alat makan.
Di UPT Pertanian Desa Rendang, Kabupaten Karangasem terdapat 122 orang pengungsi dari Desa Kesimpar, Kecamatan Abang yang berjarak sekitar 4 KM dari puncak Gunung Agung.
Para pengungsi sudah berada di penampungan sementara itu sejak Senin (2/7) malam, sesaat setelah Gunung Agung mengalami erupsi strombolian dengan melontarkan lava pijar dan abu vulkanik sekitar pukul 21.04 WITA.
Adanya dapur umum tersebut disambut antusias para pengungsi karena meringankan beban mereka selama meninggalkan tempat tinggalnya.
Meski demikian, beberapa pengungsi juga membawa peralatan memasak dengan alasan tertentu.
"Saya memasak sendiri karena membawa peralatan. Soalnya bersama anak-anak sehingga membeli setiap hari kan membutuhkan dana besar.Sekarang belum dapat membeli apa-apa, sehingga bersyukur karena membawa mie dan telor dari rumah," ujar seorang pengungsi, Wayan Sudiasih.
Dinas Sosial Karangasem menyebutkan kebutuhan logistik pengungsi masih mencukupi yang bisa dialoksikan dari Posko induk di Tanah Ampo, Karangasem.
Begitu juga dengan beras yang masih mencukupi stoknya di Bulog.
Sedangkan, Koordinator Logistik Kecamatan Rendang, Wayan Sudiarta mengatakan sejumlah sarana prasarana pengungsi di antaranya seperti matras dan selimut masih tersedia di Posko induk.
Sebagian diantaranya sudah disalurkan kepada para pengungsi.
Pihaknya mengakui beberapa pengungsi membawa matras dan selimut sendiri yang didapatkan saat penyaluran pada 2017.
"Siangnya para laki-laki pulang, sedangkan, ibu, anak-anak dan lansia di sini (pengungsian)," kata Wayan. ( WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami mengfasilitasi kebutuhan pengungsi tiap pos," kata Kadis Sosial Kabupaten Karangasem, Ni Ketut Puspa Kumari di Desa Rendang, Karangasem, Rabu.
Para relawan Tagana itu membagi tugas seperti mengolah bumbu dapur, memasak nasi, mengolah lauk pauk, hingga menyiapkan alat makan.
Di UPT Pertanian Desa Rendang, Kabupaten Karangasem terdapat 122 orang pengungsi dari Desa Kesimpar, Kecamatan Abang yang berjarak sekitar 4 KM dari puncak Gunung Agung.
Para pengungsi sudah berada di penampungan sementara itu sejak Senin (2/7) malam, sesaat setelah Gunung Agung mengalami erupsi strombolian dengan melontarkan lava pijar dan abu vulkanik sekitar pukul 21.04 WITA.
Adanya dapur umum tersebut disambut antusias para pengungsi karena meringankan beban mereka selama meninggalkan tempat tinggalnya.
Meski demikian, beberapa pengungsi juga membawa peralatan memasak dengan alasan tertentu.
"Saya memasak sendiri karena membawa peralatan. Soalnya bersama anak-anak sehingga membeli setiap hari kan membutuhkan dana besar.Sekarang belum dapat membeli apa-apa, sehingga bersyukur karena membawa mie dan telor dari rumah," ujar seorang pengungsi, Wayan Sudiasih.
Dinas Sosial Karangasem menyebutkan kebutuhan logistik pengungsi masih mencukupi yang bisa dialoksikan dari Posko induk di Tanah Ampo, Karangasem.
Begitu juga dengan beras yang masih mencukupi stoknya di Bulog.
Sedangkan, Koordinator Logistik Kecamatan Rendang, Wayan Sudiarta mengatakan sejumlah sarana prasarana pengungsi di antaranya seperti matras dan selimut masih tersedia di Posko induk.
Sebagian diantaranya sudah disalurkan kepada para pengungsi.
Pihaknya mengakui beberapa pengungsi membawa matras dan selimut sendiri yang didapatkan saat penyaluran pada 2017.
"Siangnya para laki-laki pulang, sedangkan, ibu, anak-anak dan lansia di sini (pengungsian)," kata Wayan. ( WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018