Denpasar (Antaranews Bali) - Duta Wanita Hindu Dharma Indonesia Provinsi Lampung membawakan garapan yang memadukan kesenian Bali dan Lampung dalam Pesta Kesenian Bali ke-40 di Taman Budaya Denpasar.
"Kami ingin menghilangkan image perselisihan antara penduduk asli Lampung dan penduduk Lampung yang berasal dari Bali dengan mendekatkan sisi budaya, yang kami wujudkan melalui pertunjukan musik, tari, dan lagu tradisional," kata I Wayan Kartiana Saputra, pimpinan rombongan WHDI Provinsi Lampung di sela-sela pementasan tersebut, di Denpasar, Sabtu.
Dalam kesempatan itu ditampilkan Tari Butapis, Tari Menjau Muli, Tari Sekara Wawai, Tari Putri Bulan, Tari Siger Sai Batin, dan mempertunjukan lantunan lagu.
Dari beberapa penampilan tersebut. Tari Sekara Wawai menjadi perwujudan tekadnya itu. Tari Sekara Wawai adalah tari kreasi kebudayaan adat Lampung dan Bali. Sekara berarti bunga dan wawai berarti cantik. Sekara wawai memiliki makna bunga yang cantik.
Tarian ini merupakan tari penyambut tamu agung yang ditarikan para gadis Lampung yang cantik. Tarian ini menggambarkan eratnya tari persaudaraan masyarakat adat Lampung dan Bali.
Selain itu, Kartiana Saputra ingin memperkenalkan keseniaan daerah Lampung, serta memperlihatkan pada anak-didiknya potret budaya tetangga.
Dia menuturkan pertunjukan itu digarap sejak Maret silam. Kurang lebih ada 70 orang yang terlibat di dalamnya. Malangnya, dalam proses persiapan mereka justru menghadapi tantangan.
"Kami ada sedikit masalah pendanaan. Terus terang memang ditopang oleh WHDI Provinsi Lampung. Tapi anggaran WHDI Provinsi Lampung kan tidak ada menganggarkan kegiatan ini dalam program kerjanya," ujar Kartiana Saputra.
Meskipun terjepit masalah, pihak WHDI tidak menyerah. "Tim penggalian dana dari WHDI digiatkan. Kemudian dari banjar (dusun) juga mendukung. Banjar membuka donatur. Membuka dompet-dompet peduli. Dan astungkaranya (syukur) dapet," ucap Kartiana.
Melalui kerja keras itu dirinya paham betul bila sebuah usaha sudah pasti akan melelahkan. Namun semua akan terobati pada saat pementasan berlangsung karena kepuasan pekerja seni adalah pada saat berhasilnya pementasan.
Dalam pementasan itu, dengan iringan musik lembut, penonton dibuat terhanyut oleh gerak Tarian Putri Bulan. Di tengah petunjukan, musik juga berubah keras. Sontak tepuk tangan penonton menyelimuti Kalangan Angsoka, Taman Budaya Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami ingin menghilangkan image perselisihan antara penduduk asli Lampung dan penduduk Lampung yang berasal dari Bali dengan mendekatkan sisi budaya, yang kami wujudkan melalui pertunjukan musik, tari, dan lagu tradisional," kata I Wayan Kartiana Saputra, pimpinan rombongan WHDI Provinsi Lampung di sela-sela pementasan tersebut, di Denpasar, Sabtu.
Dalam kesempatan itu ditampilkan Tari Butapis, Tari Menjau Muli, Tari Sekara Wawai, Tari Putri Bulan, Tari Siger Sai Batin, dan mempertunjukan lantunan lagu.
Dari beberapa penampilan tersebut. Tari Sekara Wawai menjadi perwujudan tekadnya itu. Tari Sekara Wawai adalah tari kreasi kebudayaan adat Lampung dan Bali. Sekara berarti bunga dan wawai berarti cantik. Sekara wawai memiliki makna bunga yang cantik.
Tarian ini merupakan tari penyambut tamu agung yang ditarikan para gadis Lampung yang cantik. Tarian ini menggambarkan eratnya tari persaudaraan masyarakat adat Lampung dan Bali.
Selain itu, Kartiana Saputra ingin memperkenalkan keseniaan daerah Lampung, serta memperlihatkan pada anak-didiknya potret budaya tetangga.
Dia menuturkan pertunjukan itu digarap sejak Maret silam. Kurang lebih ada 70 orang yang terlibat di dalamnya. Malangnya, dalam proses persiapan mereka justru menghadapi tantangan.
"Kami ada sedikit masalah pendanaan. Terus terang memang ditopang oleh WHDI Provinsi Lampung. Tapi anggaran WHDI Provinsi Lampung kan tidak ada menganggarkan kegiatan ini dalam program kerjanya," ujar Kartiana Saputra.
Meskipun terjepit masalah, pihak WHDI tidak menyerah. "Tim penggalian dana dari WHDI digiatkan. Kemudian dari banjar (dusun) juga mendukung. Banjar membuka donatur. Membuka dompet-dompet peduli. Dan astungkaranya (syukur) dapet," ucap Kartiana.
Melalui kerja keras itu dirinya paham betul bila sebuah usaha sudah pasti akan melelahkan. Namun semua akan terobati pada saat pementasan berlangsung karena kepuasan pekerja seni adalah pada saat berhasilnya pementasan.
Dalam pementasan itu, dengan iringan musik lembut, penonton dibuat terhanyut oleh gerak Tarian Putri Bulan. Di tengah petunjukan, musik juga berubah keras. Sontak tepuk tangan penonton menyelimuti Kalangan Angsoka, Taman Budaya Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018