Jakarta (Antaranews Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 16 poin menjadi Rp14.070 dibanding posisi sebelumnya Rp14.086 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa pemerintah yang terus berupaya menjaga kesehatan APBN direspon positif sebagian pelaku pasar sehingga rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS.

"Karena APBN yang sehat merupakan salah satu alat untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan, dengan begitu ekonomi akan tumbuh berkelanjutan," kata Reza.

Ia menambahkan bahwa harapan pasar terhadap kebijakan Bank Indonesia yang akan menaikan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) turut mempengaruhi pergerakan mata uang rupiah.

"Antisipasi terhadap kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia turut menjaga laju rupiah," kata Reza.

Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi rupiah relatif masih terbatas mengingat sentimen yang beredar, terutama prospek kenaikan suku bunga AS masih cukup kuat. Perbaikan yang terjadi pada ekonomi Amerika Serikat memberikan ruang yang cukup bagi dolar AS untuk kembali terapresiasi.

Di sisi lain, lanjut dia, sentimen kenaikan yield obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun yang berada di atas level 3 persen masih menjadi salah satu faktor yang membatasi nilai tukar domestik terapresiasi lebih tinggi.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan kenaikan imbal hasil memperlebar selisih suku bunga antara AS dan negara maju lainnya, sehingga meningkatkan daya tarik dolar AS. "Meningkatnya imbal hasil AS dapat memicu perpindahan arus modal dari pasar berkembang," kata Ariston.(WDY)

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018