Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia Provinsi Bali mengantisipasi kenaikan inflasi pada triwulan II tahun ini yang dipicu adanya perayaan hari besar keagamaan sehingga berpotensi mendorong terjadinya kenaikan harga.

"Adanya perayaan hari keagamaan biasanya diikuti dengan kenaikan permintaan sehingga ini mendorong harga komoditas strategis menjadi naik," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Sabtu.

Pada periode triwulan kedua tahun 2018 yakni Mei hingga Juni diwarnai sejumlah perayaan hari besar keagamaan di antaranya Hari Raya Galungan (30/5) dan Kuningan (9/6) serta Hari Raya Idul Fitri pada pertengahan Juni 2018.

BI, kata dia, bersama instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali akan intensif melakukan kebijakan strategis untuk meredam kenaikan harga sejumlah komoditas.

Upaya tersebut di antaranya pasar murah dan operasi pasar untuk kebutuhan pokok di antaranya beras, minyak goreng, bumbu dapur dan kebutuhan lainnya.

Selain munculnya inflasi karena hari besar keagamaan, musim libur panjang sekolah yang biasanya akan mendongkrak sektor pariwisata juga diantisipasi.

Causa menjelaskan masuknya periode pariwisata akan mendorong meningkatnya permintaan dan berdampak kepada kenaikan harga.

Selain itu, sesuai dengan pola musimnya konsumsi pemerintah yang sudah mulai meningkat pada triwulan kedua tahun ini diharapkan memberikan tekanan terhadap kenaikan harga.

Meski demikian, pria yang akrab disapa CIK itu mengharapkan tingkat inflasi periode tersebut masih terjaga sejalan dengan terjaganya pasokan sejumlah komoditas pangan yang sudah diantisipasi bersama TPID Bali.

BI memperkirakan inflasi triwulan kedua tahun ini mencapai kisaran 3,49-3,89 persen atau melampaui inflasi triwulan sebelumnya yang diperkirakan mencapai 2,47 persen hingga 2,87 persen. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018