Bangli (Antaranews Bali) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ayu Pastika didampingi Wakil Ketua II Dekranasda Kabupaten Bangli Ida Ayu Suardini Giri Putra mengunjungi sejumlah perajin di Kabupaten Bangli, Selasa.

Perajin yang menjadi sasaran kunjungan dalam rangka pembinaan itu antara lain I Ketut Suda, pengerajin alat musik "Hand Pan" asal Banjar Manuk, Desa Susut dan Ni Luh Adiari, pengerajin keripik di Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Kabupaten Bangli.

Wakil Ketua Dekranasda Kabupaten Bangli Ida Ayu Suardini Giri Putra pada kesempatan itu menyampaikan rasa senang dan bangga, karena Dekranasda Bangli mendapat kunjungan dan pembinaan dari tim yang dipimpin Ayu Pastika.

Hal itu merupakan wujud nyata kepedulian Dekranasda Bali terhadap eksistensi pengrajin di wilayah Kabupaten Bangli.

"Kami Dekranasda Bangli mewakili pengerajin setempat, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kedatangan sekaligus pembinaan yang diberikan kepada pengerajin di Bangli. Tentu banyak manfaat yang akan didapat dengan kunjungan tersebut," ujar Ida Ayu Suardini Giri Putra didampingi Kadis Perindustrian dan Perdagangan setempat Nengah Sudibia.

Terkait pembinaan tersebut, ia mengaku ikut memberikan masukan kepada pegerajin, khususnya kepada Ni Luh Adiari pengerajin keripik asal Banjar Kayuambua.

Menurutnya, produk keripik dengan merek 'Keripik Santi' yang diproduksi sangat potensial dan dari sisi bisnis sangat menjanjikan.

Terlebih dari usaha ini, Ni Luh Adiari bisa mempekerjakan 22 orang. Untuk itu, Suardini Giri Putra mengimbau Ni Luh Adiari agar bisa mempertahankan kebersihan serta kualitas produk kripik santi.

Ia mengharapkan agar menghindari pemakaian bahan kimia dalam produk, terutama pengawet, pemanis maupun pewarna. Karena bukan tidak mungkin keripik santi ini bisa digunakan sebagai produk unggulan oleh-oleh khas Bangli.

"Kami minta kebersihan dan kualitas keripik santi bisa ditingkatkan. Terutama dalam pengkemasan, harus bisa dibuat lebih menarik lagi. Kan sangat mungkin, produk keripik ini bisa dijadikan oleh-oleh khas Bangli," ujarnya.

Sementara itu Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ayu Pastika mengaku terkesima dengan produk alat musik "hand pan" produksi I Ketut Suda. Menurutnya, alat musik ini sangat khas, unik dan bernilai seni tinggi. Karena tidak semua orang bisa memainkannya.

Ia mengaku baru pertama kali melihat alat musik jenis tersebut. dan ia mengharapkan Ketut Suda lebih sering ikut pameran dan Dekranasda Provinsi Bali siap memfasilitasi, sehingga alat musik "hand pan" bisa lebih dikenal masyarakat luas.

?Hand pan alat musik yang unik. Suarannya pun sangat merdu dan indah. Alat musik ini harus dipromosikan sehingga semakin banyak yang tahu. Di Pesta Kesenian Bali (PKB) mendatang, `hand pan` harus dipamerkan," ujarnya.

Sementara saat mengunjungi pengerajin keripik santi, Ayu Pastika megatakan produk ini sangat menjanjikan dipasaran. Apalagi banyak jenis keripik yang diproduksi, seperti keripik berbahan kacang ijo, kacang merah, kedelai dan kacang tanah.

"Jadi, banyak variasi rasa dan rasanya pun enak. Ini bisnis yang menjanjikan. Cocok untuk bekal pensiun nanti," ujarnya.

Sementara itu Ni Luh Adiari mengaku mulai merintis usaha kripik sejak tahun 2001 lalu. Namun ia mengaku keripik yang diprosuksi baru berkembang pesat sejak tiga tahun belakangan.

Sementara itu, jenis keripik yang diproduksi ada yang berbahan dasar kacang ijo, kacang merah, kedelai dan kacang tanah. Ia mengaku dalam kondisi normal bisa memproduksi sampai 100 kilogram bahan baku. Sedangkan saat hari raya, bisa memproduksi sampai 200 Kg. (ed)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018