Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia mengingatkan perbankan di Bali mengoptimalkan perlindungan konsumen untuk mengantisipasi aksi kejahatan "skimming" atau pencurian informasi kartu kredit/debit melalui anjungan tunai mandiri.
"Kami imbau nasabah jangan pernah memberikan pin kepada orang lain. Transaksi ATM lebih baik di kantor bank, menempel di mal atau tempat aman dan usahakan tidak di lokasi `remote`," kata Kepala Perwakilan BI Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Sabtu.
Menurut Causa, pengoptimalan edukasi kepada konsumen perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi aksi kriminal perbankan yang bisa terjadi tanpa mengenal waktu.
Meski perbankan sudah menerapkan sistem keamanan khususnya di mesin ATM, Causa mengingatkan agar bank meningkatkan pemeriksaan rutin sehingga kejanggalan bisa ditemukan dengan cepat.
"Pengamanan di mesin ATM sudah diperketat tetapi kejahatan berkembang terus untuk itu jangan lupa edukasi," ucapnya.
Bank sentral itu sebelumnya mendorong perbankan untuk mempercepat migrasi kartu kredit atau debit menggukan sistem "chip" dari pita magnetik yang menyimpan informasi kartu nasabah.
Meski Causa mengakui pemanfaatan chip memang membutuhkan investasi yang mahal dan proses migrasi yang dilakukan bertahap.
Vice President Consumer Card Functional BCA Kantor Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Wirya Setiawan mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan proses migrasi dari pita magnetik ke chip untuk kartu debit, sedangkan untuk kartu kredit, semua sudah dilengkapi dengan chip.
"Gerai ATM kami di lingkungan bank ada penjaga. Tetapi untuk di luar kami kerja sama dengan toko modern atau mengukuti kebijakan seperti di mal," ucapnya.
Terkait pengamanan sistem, Kepala Operasi Kanal Elektronik Bank Mandiri Regional Bali dan Nusa Tenggara Agus Santoso mengatakan semua sistem termasuk ATM sudah dilengkapi enkripsi sehingga data nasabah termasuk pin tidak bisa terbaca. "Kami jamin aman termasuk ATM karena kami sudah melakukan pengamanan fisik dan sistem," ucapnya.
Agus sendiri bersama tim internal bank itu menggagalkan upaya pencurian data yang dilakukan tiga pelaku yang merupakan warga negara Turki di ATM Bank Mandiri yang berada di Canggu Mart, Desa Canggu, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat (9/3).
Pihak bank kemudian melaporkan tangkapan itu kepada aparat kepolisian sehingga para pelaku kini sedang diusut. "Mereka belum mengambil data karena sudah langsung ketahuan," ucapnya seraya menambahkan sejumlah barang bukti termasuk kamera pengawas telah diserahkan kepada polisi.
Kepolisian Daerah Bali saat ini masih mengusut tiga warga Turki, yakni Kimis Dogan (43), Mentes Mehmet (29), dan Koc Tayfun (35) terkait kasus pencurian data nasabah melalui ATM atau "skimming". (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami imbau nasabah jangan pernah memberikan pin kepada orang lain. Transaksi ATM lebih baik di kantor bank, menempel di mal atau tempat aman dan usahakan tidak di lokasi `remote`," kata Kepala Perwakilan BI Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Sabtu.
Menurut Causa, pengoptimalan edukasi kepada konsumen perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi aksi kriminal perbankan yang bisa terjadi tanpa mengenal waktu.
Meski perbankan sudah menerapkan sistem keamanan khususnya di mesin ATM, Causa mengingatkan agar bank meningkatkan pemeriksaan rutin sehingga kejanggalan bisa ditemukan dengan cepat.
"Pengamanan di mesin ATM sudah diperketat tetapi kejahatan berkembang terus untuk itu jangan lupa edukasi," ucapnya.
Bank sentral itu sebelumnya mendorong perbankan untuk mempercepat migrasi kartu kredit atau debit menggukan sistem "chip" dari pita magnetik yang menyimpan informasi kartu nasabah.
Meski Causa mengakui pemanfaatan chip memang membutuhkan investasi yang mahal dan proses migrasi yang dilakukan bertahap.
Vice President Consumer Card Functional BCA Kantor Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Wirya Setiawan mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan proses migrasi dari pita magnetik ke chip untuk kartu debit, sedangkan untuk kartu kredit, semua sudah dilengkapi dengan chip.
"Gerai ATM kami di lingkungan bank ada penjaga. Tetapi untuk di luar kami kerja sama dengan toko modern atau mengukuti kebijakan seperti di mal," ucapnya.
Terkait pengamanan sistem, Kepala Operasi Kanal Elektronik Bank Mandiri Regional Bali dan Nusa Tenggara Agus Santoso mengatakan semua sistem termasuk ATM sudah dilengkapi enkripsi sehingga data nasabah termasuk pin tidak bisa terbaca. "Kami jamin aman termasuk ATM karena kami sudah melakukan pengamanan fisik dan sistem," ucapnya.
Agus sendiri bersama tim internal bank itu menggagalkan upaya pencurian data yang dilakukan tiga pelaku yang merupakan warga negara Turki di ATM Bank Mandiri yang berada di Canggu Mart, Desa Canggu, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat (9/3).
Pihak bank kemudian melaporkan tangkapan itu kepada aparat kepolisian sehingga para pelaku kini sedang diusut. "Mereka belum mengambil data karena sudah langsung ketahuan," ucapnya seraya menambahkan sejumlah barang bukti termasuk kamera pengawas telah diserahkan kepada polisi.
Kepolisian Daerah Bali saat ini masih mengusut tiga warga Turki, yakni Kimis Dogan (43), Mentes Mehmet (29), dan Koc Tayfun (35) terkait kasus pencurian data nasabah melalui ATM atau "skimming". (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018