Kuta (Antaranews Bali) - Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mendorong kegiatan promosi pariwisata saat ini lebih fokus dilakukan dengan langsung menjual destinasi wisata untuk mendukung target 20 juta wisatawan 2019.

"Menurut saya Indonesia sudah ada `branding` bagus jadi saya harap pemerintah dan industri sudah harus bisa menjual bukan lagi `branding`, " kata Ketua DPP Asita Asnawi Bahar di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.

Caranya, kata dia, dengan memperbanyak penjualan destinasi wisata Indonesia ke negara yang saat ini pasar potensial di antaranya China dan sekitarnya serta India.

Pihaknya juga mendorong lebih banyak jalur penerbangan carter sebagai salah satu alternatif tidak adanya penerbangan reguler langsung dari negara-negara pasar potensial.

"Penerbangan reguler tidak mampu mendorong angka kunjungan lebih besar. Kalau tergantung (penerbangan) reguler, angka pencapaian untuk naik itu berat karena kapasitas tempat duduk itu terbatas," ucapnya.

Asita, lanjut dia, mendorong pemerintah mengoptimalisasi pemberian insentif sebesar 20 dolar AS bagi maskapai carter yang terbang di luar destinasi Bali.

"Sekarang ada dana `recovery` (pemulihan) Bali sebesar Rp100 miliar. Kami harap itu dimanfaatkan untuk mendorong agar promosi harus lebih ke penjualan," ucapnya.

Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan dana pemulihan pariwisata Bali setelah terdampak aktivitas Gunung Agung sebesar Rp100 miliar tersebut diarahkan untuk tahap darurat, pemulihan dan normalisasi pariwisata.

Ditemui saat Festival Imlek 2018 Pitana menjelaskan sekitar Rp70 miliar dana pemulihan itu digunakan untuk memperbaharui informasi terkait pariwisata Bali di sejumlah media internasional dan promosi langsung ke sejumlah negara.

Sedangkan sisanya sebesar Rp30 miliar, kata dia, digunakan untuk cadangan atau dana mitigasi di antaranya penanganan wisatawan apabila mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan dan upaya pemindahan transportasi melalui darat dan laut.

"Bali itu pintu gerbang utama pariwisata Indonesia. Maka sangat wajar kami menaruh sebagian besar investasi di Bali apakah itu SDM, dana dan lain-lain," ucap Pitana. (WDY)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018