New York (Antaranews Bali/Xinhua) - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Desember 2016 di pekan lalu.

Indeks dolar AS melonjak 1,4 persen minggu lalu, mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Desember 2016, karena aksi jual yang masif di pasar ekuitas AS memaksa investor beralih ke mata uang AS untuk melepaskan posisi-posisi mereka.

Dengan tidak adanya data ekonomi utama yang keluar pada Senin (12/2), para investor mengamati secara ketat saham-saham AS, yang terus pulih dari kinerja terburuk mingguan mereka dalam dua tahun. "Rebound" lanjutan di saham membantu menenangkan kecemasan para investor dan membuat mata uang kurang atraktif.

Sementara itu, para pedagang terus memantau data inflasi harga konsumen yang akan dirilis Rabu (14/2), yang akan menjadi barometer untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga Maret oleh Federal Reserve AS.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,26 persen menjadi 90,207 pada akhir perdagangan. (WDY)

Pewarta: Antara News

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018