New York (Antaranews Bali/Xinhua) - Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena para investor berspekulasi bahwa pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) sedang bersiap untuk mengurangi program stimulus moneter mereka. 

 Risalah dari pertemuan ECB Desember, menunjukkan bahwa bank sentral dapat beralih dari upaya-upaya kebijakan moneter ultra-longgar tahun ini, menurut Market Watch.

 Peninjauan kembali bisa terjadi jika ekonomi zona euro terus berkembang dan jika inflasi terus meningkat menuju target bank sekitar 2,00 persen, kata risalah tersebut. Para analis mengatakan bahwa risalah pertemuan ECB terakhir sedikit di sisi "hawkish" dan memberikan beberapa dukungan terhadap euro. 

 Di sisi ekonomi, Indeks Harga Konsumen AS untuk semua konsumen perkotaan meningkat 0,1 persen pada Desember disesuaikan secara musiman, sejalan dengan perkiraan pasar, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (12/1). 

Sementara itu, perkiraan pendahuluan penjualan ritel dan jasa-jasa makanan AS untuk Desember 2017 mencapai 495,4 miliar dolar AS, meningkat 0,4 persen dari bulan sebelumnya, gagal memenuhi konsensus pasar sebesar 0,5 persen, Departemen Perdagangan mengumumkan pada Jumat (12/1).

 "Penjualan ritel Desember naik 0,4 persen, sepersepuluh dari yang diperkirakan, tapi ini adalah laporan yang lebih kuat dari perkiraan berkat revisi naik. Tidak termasuk otomotif dan gas, penjualan ritel mencatat kenaikan kuartalan terbesar dalam 12 tahun," kata Chris Low, kepala ekonom FTN Financial, dalam sebuah catatan. 

 Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,94 persen menjadi 90,989 pada akhir perdagangan.  (WDY)

Pewarta: Antara News

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018