Mangupura (Antara Bali) - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Badung mengantisipasi kecurangan dalam pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Bali Tahun 2018 dengan cara pengawasan ketat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Pengawasan KPPS menyeluruh tetap dilakukan di enam kecamatan, namun ada beberapa wilayah yang menjadi catatan kami untuk dilakukan pengawasan lebih ketat karena sempat bermasalah dalam Pilkada sebelumnya," kata Ketua Panwaslu Badung, I Ketut Alit Astasoma, di Mangupura, Rabu.
Dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) Panwaslu Kabupaten Badung dengan stakeholder se-kabupaten setempat di aula Hotel Made Bali, Sempidi, Mengwi, Badung itu, pihaknya mengatakan sejumlah antisipasi telah disusum terutama dititik rawan pemilihan.
Seperti pemilihan ulang yang sempat terjadi di Kecamatan Abiansemal, sehingga pihaknya melakukan upaya sosialisasi kepada KPPS mulai dari tingkat desa, termasuk PPK akan mendapat atensi khusus.
"Jangan sampai orang-orang yang sudah pernah bermasalah diajak lagi menjadi penyelenggara," ujarnya.
Selain itu, pengawasan KPPS juga di perketat di Wilayah Jimbaran, Kuta Selatan, karena masyarakat yang heterogen. "Masyarakat di Jimbaran sangat dinamis, sehingga kami juga memberikan perhatian saat penyelengaraan dengan bekerja sama dengan stakeholder terkait," ujarnya.
Misalnya dari KPU sebagai penyelenggara teknis, parpol selaku peserta atau pemainnya, termasuk dari segi keamanan TNI, Polri dan penguasa wilayah kecamatan.
"Dalam penyelenggaraan Pilkada ini kami juga melibatkan warga dan media untuk ikut melakukan pengawasan," ujarnya.
Pihaknya mengakui, untuk anggaran pengawasan ini sangat terbatas sehingga pihaknya hanya melakukan strategi sosialisasi pengawasan pemilu ini melalui KPU kepada PKK, kelihan subak, hingga paruman banjar.
"Kami juga akan memanfaatkan media sosial untuk upaya ini. Saya berharap tidak ada kecurangan," katanya.
Acara Rakor Panwaslu ini dihadiri Ketua Bawaslu Bali I Ketut Rudia, Ketua KPU Badung A.A Gede Raka Nakula, anggota Panwaslu Badung Made Pande Yuliartha, perwakilan dari Pemkab Badung, TNI, Polri, Parpol, Panwascam dan mahasiswa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Pengawasan KPPS menyeluruh tetap dilakukan di enam kecamatan, namun ada beberapa wilayah yang menjadi catatan kami untuk dilakukan pengawasan lebih ketat karena sempat bermasalah dalam Pilkada sebelumnya," kata Ketua Panwaslu Badung, I Ketut Alit Astasoma, di Mangupura, Rabu.
Dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) Panwaslu Kabupaten Badung dengan stakeholder se-kabupaten setempat di aula Hotel Made Bali, Sempidi, Mengwi, Badung itu, pihaknya mengatakan sejumlah antisipasi telah disusum terutama dititik rawan pemilihan.
Seperti pemilihan ulang yang sempat terjadi di Kecamatan Abiansemal, sehingga pihaknya melakukan upaya sosialisasi kepada KPPS mulai dari tingkat desa, termasuk PPK akan mendapat atensi khusus.
"Jangan sampai orang-orang yang sudah pernah bermasalah diajak lagi menjadi penyelenggara," ujarnya.
Selain itu, pengawasan KPPS juga di perketat di Wilayah Jimbaran, Kuta Selatan, karena masyarakat yang heterogen. "Masyarakat di Jimbaran sangat dinamis, sehingga kami juga memberikan perhatian saat penyelengaraan dengan bekerja sama dengan stakeholder terkait," ujarnya.
Misalnya dari KPU sebagai penyelenggara teknis, parpol selaku peserta atau pemainnya, termasuk dari segi keamanan TNI, Polri dan penguasa wilayah kecamatan.
"Dalam penyelenggaraan Pilkada ini kami juga melibatkan warga dan media untuk ikut melakukan pengawasan," ujarnya.
Pihaknya mengakui, untuk anggaran pengawasan ini sangat terbatas sehingga pihaknya hanya melakukan strategi sosialisasi pengawasan pemilu ini melalui KPU kepada PKK, kelihan subak, hingga paruman banjar.
"Kami juga akan memanfaatkan media sosial untuk upaya ini. Saya berharap tidak ada kecurangan," katanya.
Acara Rakor Panwaslu ini dihadiri Ketua Bawaslu Bali I Ketut Rudia, Ketua KPU Badung A.A Gede Raka Nakula, anggota Panwaslu Badung Made Pande Yuliartha, perwakilan dari Pemkab Badung, TNI, Polri, Parpol, Panwascam dan mahasiswa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017