Karangasem (Antara Bali) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Bali membantu pengungsi asal Besakih membangun rumah bambu untuk pengungsian di Halaman Unit Pelayanan Teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Di Desa Rendang, Karangasem.

"Kami ingin membantu apa yang dibutuhkan pengungsi di posko ini untuk membuat tenda secara besama anggota keluarganya, namun berkumpul di satu titik," kata Anggota Tim Penyelamat Basarnas Bali, Putu Rijaya saat ditemui di Posko Pengungsian Desa Rendang, Karangasem, Senin.

Rumah bambu yang dibuat blok-blok dengan atap dan tembok dari terpal ini disiapkan warga pengungsi secara mandiri dan pengerjaannya dilakukan secara bergotong royong antaranggota keluarga dibantu Basarnas.

Rijaya mengatakan, Basarnas juga memiliki tugas untuk mengevakuasi warga Gunung Agung yang masuk zona bahaya ke tempat yang lebih aman. "Kami siap melayani para pengungsi ini mencari tempat aman, selain itu kami juga akan membantu mencarikan apa yang dibutuhkan pengungsi untuk membangun rumah dari bambu ini," ujarnya.

Untuk dana yang dikeluarkan untuk membuat rumah dari bambu itu, kata dia, kemungkinan dari pribadi para pengungsi. "Kemarin saja saya mengantar pengungsi mengambil bambu di Banjar Kladian untuk membuat rumah bambu ini," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Basarnas juga telah melakukan evakuasi kepada warga di Banjar Peringan sebanyak kurang lebih 20 orang yang merupakan atas permintaan warga dan kepala dusun.

Sementara itu, warga Banjar Kedungdung, Desa Besakih, Karangasem, Nengah Muliarta mengatakan, pembangunan rumah bambu ini menggunakan uang kas banjar (dusun) untuk membali bahan bambu dan terpal untuk membuat tempat singgah ini.

"Ini atas inisiatif kami untuk membuat blok-blok rumah agar tidak tidur di banjar lagi, jadi semua warga kami di Besakih sudah pindah ke posko ini. Selain itu, ada juga dari banjar Besakih Kawan dan Besakih Kangin dan Palak," ujarnya.

Terkait inisiatif warga membuat rumah bambu ini, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menanggapi positif keinginan warga, untuk membuat blok-blok rumah dala satu halaman ini. Namun, pihaknya menegaskan pemerintah telah menyiapkan tenda, namun warga memilih membangun tenda secara mandiri dengan menggunakan terpal.

"Mungkin karena tenda milik pemerintah di atas tanah, warga pengungsi memilih membuat tenda berbentuk `bale-bale` atau hunian sementara. Ini patut ditiru karena warga juga mampu membuat tenda itu," ujarnya. (WDY)

Video oleh I Made Surya


Pewarta: I Made Surya

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017