Semarapura (Antara Bali) - Warga Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Kabupaten  Klungkung, menyayangkan penggalian tanah di sekitar daerah itu karena merusak lingkungan.

"Galian membobol bukit untuk diambil tanahnya sudah berlangsung sekitar empat bulan," kata I Ketut Dharma Putra, salah seorang warga setempat, Minggu.

Ia menyayangkan sampai saat ini para pejabat di Klungkung kesulitan untuk menindak tegas dengan alasan galian itu berada di atas lahan milik pribadi.

"Semestinya, apapun alasannya kalau sudah merusak lingkungan tetap harus di kontrol sekaligus di tindak oleh pemerintah," ujarnya.

Ia mengaku tanah galian dari bukit itu dipakai untuk menimbun  kawasan by pass di Jalan Ida Bagus Mantra.

"Kondisi ini sempat membuat keprihatinan warga, karena bukit yang digali jelas sangat menyalahi konsep hindu yakni "Tri Hita Karana" (Menyayangi lingkungan, manusia serta Tuhan). Yang mana alam yang seharusnya dilestarikan bukan malah dirusak," katanya.

Sebelumnya, galian yang sama juga sempat terjadi di sebuah bukit di kawasan Lebu Karangasem yang juga lokasinya masih dekat dengan perbatasan Kabupaten Klungkung.

"Tanah dari galian bukit tersebut juga digunakan untuk menguruk jalan by pass," katanya.

Selain merusak lingkungan, kata dia  aktivitas galian  itu juga mengganggu transportasi di jalur itu.

"Karena banyaknya truk pengangkut material yang parkir di pinggir jalan,  tak heran jika jalur  Klungkung  menuju wilayah Selat, Kabupaten Karangasem itu terhambat," ujarnya.

Sementara  itu salah satu staf Lingkungan Hidup ketika di hubungi juga terkesan enggan menanggapinya.

Tanpa mau menyebutkan nama, pejabat yang bertanggung jawab soal lingkungan ini malah melempar kembali masalah itu ke Dinas Perizinan.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011