Denpasar (antara Bali) - Sebanyak 22 mahasiswa University of Western Australia (UWA) yang sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, mengunjungi Pura Tirta Empul di Kabupaten Gianyar.
"Mereka berbaur dengan mahasiswa setempat untuk mengenal seni dan kebudayaan Bali, sekaligus ikut membersihkan diri secara ritual yang disebut 'melukat'," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, sebanyak 22 mahasiswa UWA ikut program pertukaran mahasiswa ke ISI Denpasar sejak 13 Juni lalu. Mereka melakukan kunjungan lapangan, setelah mengikuti seluruh kegiatan kuliah.
UWA dan ISI Denpasar sepakat menjalin kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak, yang salah satu di antaranya menyangkut program pertukaran mahasiswa dan dosen.
Ke-22 mahasiswa asing itu didampingi dosen pembimbingnya Prof Paul Trinidad dalam mengikuti proses belajar mengajar di ISI Denpasar selama tiga minggu, sebagai upaya meningkatkan wawasan.
Program pertukaran mahassiwa dan dosen merupakan salah satu penjabaran kerja sama antara ISI Denpasar dan University of Western Australia yang ditandatangani di Negeri Kangguru, 28 Februari 2011.
Adapun mata kuliah yang diajarkan kepada seluruh mahasiswa UWA tersebut, antara lain bahasa Indonesia, seni budaya Bali, komunitas dalam ritual dan upacara.
Selain itu juga tentang komunitas masyarakat dalam sistem irigasi pertanian (subak), sistem banjar, pengenalan asta bumi dan asta kosala-kosali, yakni sistem arsitektur tradisional Bali.
Setelah "melukat" para mahasiswa tamu melaksanakan persembahyangan bersama, dan selanjutnya perjalanan menuju "Balika Galery" di Gianyar untuk mendalami apa yang mereka telah pelajari selama perkuliahan.
"Saya sangat senang bisa belajar di ISI Denpasar," ucap Josh, salah seorang dari mahasiswa UWA itu.
Menurut Prof Rai, mahasiswa dari UWA itu juga mempelajari gaya lukisan Kamasan di Kabupaten Klungkung selama tiga hari, sekaligus mempersiapkan karya untuk pameran bersama menjelang berakhirnya perkuliahan di ISI Denpasar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Mereka berbaur dengan mahasiswa setempat untuk mengenal seni dan kebudayaan Bali, sekaligus ikut membersihkan diri secara ritual yang disebut 'melukat'," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, sebanyak 22 mahasiswa UWA ikut program pertukaran mahasiswa ke ISI Denpasar sejak 13 Juni lalu. Mereka melakukan kunjungan lapangan, setelah mengikuti seluruh kegiatan kuliah.
UWA dan ISI Denpasar sepakat menjalin kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak, yang salah satu di antaranya menyangkut program pertukaran mahasiswa dan dosen.
Ke-22 mahasiswa asing itu didampingi dosen pembimbingnya Prof Paul Trinidad dalam mengikuti proses belajar mengajar di ISI Denpasar selama tiga minggu, sebagai upaya meningkatkan wawasan.
Program pertukaran mahassiwa dan dosen merupakan salah satu penjabaran kerja sama antara ISI Denpasar dan University of Western Australia yang ditandatangani di Negeri Kangguru, 28 Februari 2011.
Adapun mata kuliah yang diajarkan kepada seluruh mahasiswa UWA tersebut, antara lain bahasa Indonesia, seni budaya Bali, komunitas dalam ritual dan upacara.
Selain itu juga tentang komunitas masyarakat dalam sistem irigasi pertanian (subak), sistem banjar, pengenalan asta bumi dan asta kosala-kosali, yakni sistem arsitektur tradisional Bali.
Setelah "melukat" para mahasiswa tamu melaksanakan persembahyangan bersama, dan selanjutnya perjalanan menuju "Balika Galery" di Gianyar untuk mendalami apa yang mereka telah pelajari selama perkuliahan.
"Saya sangat senang bisa belajar di ISI Denpasar," ucap Josh, salah seorang dari mahasiswa UWA itu.
Menurut Prof Rai, mahasiswa dari UWA itu juga mempelajari gaya lukisan Kamasan di Kabupaten Klungkung selama tiga hari, sekaligus mempersiapkan karya untuk pameran bersama menjelang berakhirnya perkuliahan di ISI Denpasar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011