Singaraja (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menghadiri ritual "Pujawali Rejang" di Pura Puseh Desa Adat Mayong, Kabupaten Buleleng dan mengingatkan umat tentang konsep "Tri Kaya Parisudha".

"Jadi, yadnya (persembahan) yang benar adalah yang dilandasi oleh Tri Kaya Parisudha yakni pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik," kata Sudikerta saat menghadiri ritual tersebut di Singaraja, Buleleng.

Menurut dia, yadnya tidak dapat dipisahkan dengan konsep Tri Kaya Parisudha karena beryadnya seharusnya dilakukan secara terpadu antara pikiran, perkataan dan perilaku.

Selain itu, masyarakat Hindu di Bali dalam kehidupan sehari-harinya juga selalu berpedoman pada ajaran atau filosofi "Tri Hita Karana".

"`Tri Hita Karana` merupakan tiga keharmonisan yang menyebabkan adanya kehidupan diantaranya Parhyangan (hubungan yang harmonis manusia dengan Tuhan), Pawongan (hubungan manusia dengan manusia), Palemahan (hubungan manusia dengan alam). Jika ketiganya tersebut berjalan dengan baik, maka keseimbangan akan terwujud," ucap Sudikerta.

Pada kesempatan tersebut, dia juga mengapresiasi semangat umat dalam melaksanakan ritual "Pujawali Rejang" yang dilaksanakan setiap lima tahun tersebut.

"Semangat ngayah (pengabdian) umat dalam melaksanakan upacara ini patut kita apresiasi, karena pelaksanaan karya (upacara) seperti kita ketahui akan memerlukan waktu yang cukup panjang, biaya yang tidak sedikit, tenaga serta yang lainnya," ujarnya.

Untuk itu, Sudikerta berharap agar yadnya dilaksanakan secara sederhana namun tetap sesuai dengan tatanannya. Hal ini akan meringankan beban umat dalam melaksanakan yadnya itu sendiri. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017