Denpasar (Antara Bali) - Pengungsi Gunung Agung yang ditampung di Posko Pengungsian Gurita, Kota Denpasar, melakukan "Mebat" atau mengolah daging babi menjadi sarana upacara secara bersama-sama.

"Kebetulan ada sumbangan seekor babi berat 100 kg dari salah seorang tokoh masyarakat Keluarahan Sesetan, Nyoman Nirka untuk mebat bersama-sama," kata Koordinator dapur umum Posko Pengungsian Gurita Denpasar, Ratnawati di Denpasar, Senin.

Dengan adanya sumbangan daging babi tersebut bisa diolah untuk sarana upacara sekaligus untuk kebersamaan warga pengungsian.

Dia barharap, semua warga pengungsian Gunung Agung walaupun tidak bisa pulang ke kampung halamannya, tetapi bisa melakukan kegiatan rangkaian peringatan Hari Raya Galungan bersama-sama.

"Karena kondisi bencana tidak bisa pulang, sebaiknya kegiatan perayaan Hari Raya Galungan tetap bisa dilaksanakan dengan suasana kebersamaan," ujarnya.

Pengungsi Gunung Agung di Posko Pengungsian Gurita Denpasar sejak pagi sudah mulai membersihkan babi untuk diolah menjadi sarana upacara dan dimakan bersama.

Jro Mangku Sandi salah seorang pengungsi asal Desa Besakih mengatakan bahwa daging tersebut diolah untuk sarana upacara Hari Raya Galungan di kampungnya masing-masing.

"Jadi besok saat Hari Raya Galungan 1 November 2017 pulang sembahyang sudah membawa sarana upacara dari sini, tidak perlu buat di rumah," ujarnya.

Sedangkan sisanya akan digunakan untuk megibung atau makan bersama sebagai bagian dari budaya masyarakat Karangasem kebersamaan.

"Sarana kami sudah ada, tinggal nanti kesepakatan dari temen-teman setelah selesai tinggal megibung saja," ujarnya.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: Wira Suryantala

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017