Denpasar (Antara Bali) - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra mengatakan saat ini Pelabuhan Benoa, Bali, sudah melakukan proses pengembangan dalam meningkatkan pelayanan ke depannya.

"Saat ini di Pelabuhan Benoa sedang tahap proses pengembangan, mulai dari tahap awal pendalaman kolam, pembangunan dermaga kapal pesiar, pembangunan fasilitas penunjang lainnya hingga penataan lingkungan," kata Ashkara Danadiputra, seusai presentasi di hadapan mahasiswa Universitas Udayana Bali, di Jimbaran, Kabupaten Badung, Sabtu.

Ia menjelaskan soal pengembangan Pelabuhan Benoa, pihaknya investasi yang disiapkan sekitar Rp1,7 triliun untuk yang jangka pendek.

"Artinya proyek yang ada dalam kurun waktu dua tahun pengerjaan, seperti pendalaman alur kapal pesiar sekitar Rp1 triliun, dan fisiknya antara lain terminal, pintu masuk serta penunjang lainnya sekitar Rp700 miliar," ujarnya.

Sedangkan untuk proyek jangka panjang menurut Ashkara Danadiputra, anggarkan dana sekitar Rp5 triliun. Dan nantinya dalam pengembangan Pelabuhan Benoa ada yang namanya pelabuhan marina, terminal, dan pusat budaya.

"Investasi Rp5 triliun ini bentuk proyek jangka panjang yang dianggarkan untuk proyek lima samapia tujuh tahun mendatang," ucapnya.

Menurut dia, pengerjaan proyek-proyek tersebut tidak hanya dikerjakan oleh Pelindo III saja, tetapi juga bisa mengundang investor lain.

"Pembangunan Pelabuhan Marina, dan pusat budaya, pasti kami membutuhkan investor dari luar. Target penyelesaian yaitu Oktober 2018 pada saat pembukaan IMF-Bank Dunia (World Bank), dan sudah pasti kami akan mendatangkan kapal pesiar yang berkapasitas besar sekitar lima ribu penumpang.

Ashkara Danadiputra lebih lanjut mengatakan komponen yang paling penting untuk kapasitas tersebut yaitu alurnya mesti memadai, minimal dalam alur sekitar 15 meter.

"Sedangkan untuk sekarang kan belum memadai kedalaman alur hanya delapan meter. Mulai pekan depan kami mulai melakukan pengerukan alur tambahan sekitar enam meter untuk mencapai kedalaman 15 meter agar kapal besar bisa merapat," katanya.

Ada tiga poin yang menjadi perhatian dalam agenda "BUMN Membangun Ekonomi Berkeadilan", di antaranya BUMN merupakan usaha milik negara yang juga milik masyarakat, pemuda sebagai generasi penerus diharapkan turut menjaga BUMN, dan BUMN harus bisa memberikan manfaat.

"Seluruh Dirut wajib memberikan presentasi di 28 universitas di Indonesia sejalan dengan momentum Sumpah Pemuda, dan BUMN sebagai penggerak agen pembangunan di Indonesia ingin mulai membangun dari pemudanya," kata Ashkara Danadiputra. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017