Wisatawan mancanegara yang berlibur ke Bali, terutama dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik, sangat tertarik dan menyenangi keindahan panorama alam dan objek wisata, di samping kesenian dan budaya yang dilestarikan masyarakat Pulau Dewata.

Masyarakat internasional yang berlibur ke Bali setiap tahunnya hampir 5.000.000 orang itu, sekitar 60 persen di antaranya dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang menyenangi keindahan panorama alam serta objek-objek wisata unik dan menarik.

Atas dasar itu pula Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengembangkan Desa Kamasan menjadi desa wisata dengan harapan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.

Kamasan merupakan sebuah desa tua di Kabupaten Klungkung memiliki nilai historis karena menjadi cikal bakal pengembangan seni lukis tradisional di Bali yang hingga kini keberadaannya tetap eksis.

Masyarakat setempat, pria dan wanita, termasuk anak-anak, mewarisi kemampuan menggoreskan tangan di atas kanvas menciptakan warna menyerupai satu bentuk atau simbul yang kaya akan makna, mampu menggambarkan keindahan dan kedamaian.

Jiwa seni yang diwarisi masyarakat Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Bali, itu diwariskan kembali kepada anak cucunya sehingga lukisan klasik Bali atau lukisan gaya kamasan itu tetap lestari, diwarisi satu generasi ke generasi berikutnya.

Bahkan, lukisan tradisional Kamasan sering dijadikan contoh ketahanan budaya tradisional Bali dalam menghadapi globalisasi dan munculnya bentuk-bentuk seni dan budaya material baru dengan identitas tradisional yang kuat.

Lukisan gaya Kamasan kini dikoleksi pencinta seni dan museum di berbagai negara di belahan dunia yang mampu memberikan inspirasi bagi Bupati Nyoman Suwirta untuk mengembangkannya menjadi desa wisata.

Kamasan adalah salah satu Desa di Kabupaten Klungkung, Bali, 45 km timur Denpasar yang memiliki nilai historis karena salah seorang warganya bernama Ida Bagus Gelgel (almarhum), seniman serbabisa pernah mendapat penghargaan seni dari pemerintah Perancis pada tahun 1930.

Penghargaan dunia internasional itu diraihnya berkat keahlian menciptakan karya seni yang bermutu di atas kanvas saat yang bersangkutan mengadakan pameran ke beberapa negara di belahan dunia.

Berkat promosi lewat pameran perdana seniman Bali ke mancanegara itu, Pulau Dewata mulai dikenal. Sejak saat itu pula seniman asing berdatangan dan memilih kawasan Ubud, tempat untuk mengembangkan kreativitas seni.

Klungkung, khususnya Desa Kamasan, merupakan cikal bakal pengembangan seni lukis tradisional di Bali karena 87 tahun silam hasil kreativitas seniman setempat sudah mampu berbicara di tingkat nasional maupun internasional.

Namun, dalam perkembangannya seni lukis Klungkung, khususnya Desa Kamasan tetap tampil dengan ciri khas tradisional, yakni lukisan wayang Kamasan, kurang mampu mengikuti perkembangan seni lukis yang berkembang pesat di perkampungan seniman Ubud.

Segera Diluncurkan

Bupati Nyoman Suwirta mengatakan bahwa keunikan, prestasi, dan ketekunan masyarakat setempat dalam melestarikan warisan seni budaya, khususnya seni lukis gaya kamasan, menjadi pertimbangan untuk mengembangkan Kamasan menjadi desa wisata.

Peluncuran Desa Wisata Kamasan diharapkan dapat dilakukan dalam waktu dekat karena semua sarana pendukung sudah dipersiapkan secara matang, termasuk program "City Tour".

Upaya yang dipersiapkan sejak lama melibatkan berbagai pihak secara terpadu, yakni komponen pariwisata, seluruh instansi terkait, dan masyarakat setempat.

Demikian pula seluruh desa yang dijangkau dalam program "City Tour" sudah ditata dengan baik, termasuk terminal dan sarana angkutan yang memadai.

Potensi desa sebagai pendukung, antara lain, pengrajin usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kegiatan masyarakat yang menggeluti lukisan gaya kamasan serta sejumlah rumah tangga yang telah melengkapi dengan kamar penginapan.

Menurut Kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung I Nengah Sukasta rumah penginapan yang dimiliki masyarakat Desa Kamasan sudah diperbaiki dan ditata sesuai dengan standar penginapan, termasuk dilengkapi dengan ruang pendingin (AC).

Demikian pula, sumber daya manusia dinilai sudah memadai serta penataan lingkungan lingkungan dan kebersihan yang semuanya sudah mendukung.

Desa lain di luar Kamasan, termasuk di Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali, juga diharapkan dapat menggali potensi yang ada untuk dikembangkan sebagai upaya mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat.

Desa Kamasan juga telah memiliki sebuah rumah kreatif yang dibangun oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai tempat untuk memamerkan berbagai jenis produk UMKM.

Selain itu, sebagai wadah untuk mengadakan bimbingan dan pelatihan kepada masyarakat dalam bidang UMKM sesuai dengan potensi desa sehingga memiliki kemampuan dan kesempatan untuk memasarkan produk-produk UMKM ke pasar global tanpa batas. Selain itu, dapat mendorong tumbuhnya perekonomian melalui sektor UMKM seiring dengan tumbuhnya pemanfaatan ICT oleh masyarakat.

Kehadiran rumah kreatif tersebut menurut Bupati Nyoman Suwirta menjadikan Desa Kamasan makin lengkap untuk menjadi desa wisata sekaligus mampu menggairahkan pengrajin dan seniman mengembangkan usaha ekonomi kreatif.

Pemkab Klungkung mengimbangi hal itu dengan berbagai upaya, di antaranya pembangunan gapura, pengaspalan jalan desa, penempatan petugas kebersihan, dan pendataan UMKM.

Selain itu, melakukan sosialisasi desa wisata kepada masyarakat secara berkesinambungan sehingga mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, kenyamanan, dan ketertiban agar wisatawan tertarik berkunjung ke Desa Kamasan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017