Denpasar (Antara Bali) - Kepolisian Daerah Bali meringkus delapan orang diduga preman dan calo tiket yang sering melakukan aksinya di Terminal Ubung, Denpasar, dalam razia keamanan yang melibatkan petugas gabungan.

"Ini adalah cara kami untuk menjaga situasi di dalam maupun di luar kawasan terminal agar tetap aman sehingga tidak ada lagi oknum-oknum tertentu yang melakukan pungutan liar," kata Wakil Kepala Polda Bali Brigadir Jenderal I Gede Alit Widana di Denpasar, Sabtu.

Razia itu melibatkan 40 personel gabungan terdiri atas Satuan Brimob, Sabhara, Lalu Lintas, Reskrim, Intel, dan Propam.

Wakapolda Bali Brigadir Jenderal I Gede Alit Widana dan Kapolresta Denpasar Komisaris Besar Polisi Hadi Purnomo turun langsung memimpin razia tersebut.

Dalam razia itu polisi mengamankan delapan orang yang diduga sebagai "awu-awu" atau calo tiket atau preman yang sering meresahkan penumpang dan sebagian dari mereka juga tidak memiliki identitas.

Delapan orang tersebut berinisial HF (52), KW (25), DPS (34), GP (49), MB (51), RB (35), DI (29) dan DAR (31) yang diamankan ke Polresta Denpasar untuk didata dan dimintai keterangan.

Dalam kesempatan itu, Alit Widana mengatakan bahwa pihaknya akan menyiagakan polisi di Terminal Ubung agar para penumpang merasa aman dan nyaman.

Polisi juga akan terus memantau pergerakan para calo tiket sehingga tidak ada lagi yang memaksa penumpang untuk membeli tiket dan menaikkan harga tiket tidak sesuai harga pasaran.

Wakapolda mengaku akan memberi atensi penuh di Terminal Ubung dengan meningkatkan kegiatan patroli dan menggelar sosialisasi dari Sabhara dan Brimob serta penyuluhan dari Binmas yang akan dioptimalkan.

Jenderal bintang satu ini kembali menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi para preman untuk hidup di Bali.

"Seluruh elemen masyarakat harus ikut menjaga keamanan Bali. Jika masih ada preman yang berulah, maka akan berhadapan dengan Tim Sabhara Polda Bali," ujar perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1987 itu. (*)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017