Karangasem (Antara Bali) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat tidak terlalu khawatir dan menanggapi berlebihan terkait gempa tremor non-harmonik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang saat ini berstatus awas.

"Jangan terlalu khawatir apabila ada laporan seperti ini (tremor non-harmonik) karena biasa terjadi pada gunung dengan aktivitas kegempaan tinggi," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Jumat.

Gempa tremor non-harmonik sebagai indikasi peningkatan aktivitas fluida magma. Terlebih pada (22/10) memang ada indikasi peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Agung mencapai 900 kali lebih dalam kurun waktu 24 jam.

Tremor yang terjadi pertama kali sejak gunung api tertinggi di Pulau Dewata itu juga masih pada level biasa dengan jumlah amplitudo tidak terlalu signifikan.

Devy juga menjelaskan gempa tremor dapat dibagi menjadi dua yakni harmonik dan non-harmonik.

Tremor harmonik lebih kepada pergerakan magma yang masuk ke dalam pipa (gunung api) dengan efek resonansi karena pemanasan sistem hidrotermal yang dangkal. Durasi yang terjadi juga lebih panjang.

"Sedangkan tremor non-harmonik memiliki mekanisme berbeda dengan resonansi lebih tinggi, namun durasi lebih pendek dan amplitudo lebih kecil," jelas dia.

Pihaknya juga tidak berani memastikan apakah aktivitas kegempaan tremor non-harmonik sebagai indikasi bahwa letusan (erupsi) Gunung Agung sudah semakin dekat.

"Belum tentu juga akan mendekati erupsi karena semua gunung itu memiliki karakteristik masing-masing. Kalau analogi seperti manusia misalnya ya sama saja. Orang kembar saja bisa sifatnya beda. Begitu juga gunung, sama. Merapi misalnya tidak sama dengan Agung. Merapi dengan aktivitas kegempaan setinggi ini sudah meletus itu. Tapi Agung berbeda," terang Devy.

Sebelumnya, PVMBG merekam aktivitas gempa tremor non-harmonik pada (22/10) antara Pukul 12.00-18.00 Wita. Tremor non-harmonik sering juga disebut `spasmodic burst` atau `spasmodic tremor` adalah rentetan beberapa gempa vulkanik dimana satu gempa muncul sebelum gempa sebelumnya selesai. (WDY)

Pewarta: Pewarta: IMB Andi Purnomo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017