Sebut saja "Legong Bali Ubud" yang merupakan warung makanan berkonsep sederhana tapi elegan.

Warung yang cocok untuk "backpaker" (petualang) dari mancanegara itu memiliki ruangan dalam  (Indoor) yang bernuansa tradisional Pulau Dewata, sedang ruangan luar (outdoor) bercorak bar.

"Makanan yang disajikan pun bercita rasa tradisional dengan bumbu Bali berpadu dengan bumbu Eropa," ucap pemilik warung 'Legong Bali Ubud', Adi Putra.

Makanan favorit di Legong Bali yakni aneka grill (bakar), seperti sate,  ikan, daging yang lembut diracik dengan bumbu Bali, ditambah bumbu Eropa yang melumer di lidah.

"Saya mendatangkan langsung chef (juru masak) dari Ceko untuk menambah cita rasa dan cocok untuk lidah tamu dari mancanegara," ujarnya.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau untuk "backpaker" lokal maupun mancanegara mulai Rp10.000 sampai Rp60.000 per porsi.

Lokasinya pun mudah dilintasi para pelancong dan terhindar dari  kemacetan, yakni 100 meter dari Museum Neka, Jalan Sanginggan, depan Pura Dalem, Banjar Sanggingan, Kabupaten Gianyar atau 25 Km timur laut Denpasar.

Awalnya, warung makan ini merupakan fasilitas dari penginapan untuk para turis "bacpaker" (Petualangan) yang memiliki 100 kamar dengan harga Rp100.000 per orang.

Para "backpaker" biasanya hampir seminggu hingga satu bulan menyewa kamar yang sederhana, guna menjelajahi objek wisata di seantero Pulau Dewata dengan menaiki sepeda, sepeda motor atau bahkan berjalan kaki.

"Saya berharap, Legong Bali Ubud ini dapat dinikmati semua pelancong, baik pelancong Nusantara maupun mancanegara, karena harganya terjangkau dan lokasinya pun mudah didapat," tukasnya. (*)

Video oleh Desy Dora


Pewarta: Desy Dora

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017