Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali menyayangkan ada warga negara asing yang menduduki "pelinggih" atau tempat pemujaan di pura yang disucikan umat Hindu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami sangat menyayangkan peristiwa itu terjadi sampai ada turis yang berpose sambil duduk di `pelinggih`, " kata Ketua Asita Bali Ketut Ardana di Denpasar, Sabtu.
Ardana meyakini dua turis tersebut tidak mengajak pemandu wisata sehingga mereka berani duduk di tempat pemujaan tersebut.
"Kami pastikan jika anggota Asita tengah menangani wisatawan tur, tamu akan didampingi pemandu wisata sehingga `guide` tentu akan memberitahu sejumlah hal yang tidak diperkenankan selama berada di kawasan suci, " ucapnya.
Dia menduga pura yang menjadi latar dalam foto wisman tersebut tidak termasuk daftar daya tarik wisata yang selama ini dikenal di kalangan wisatawan ataupun ditawarkan pihak agen perjalanan.
"Jika pura-pura yang selama ini menjadi daya tarik seperti Pura Besakih, Lempuyang atau Tirta Empul, biasanya sudah ada papan pengumuman yang memuat larangan dan aturan apabila memasuki pura," imbuhnya.
Pura yang selama ini menjadi daya tarik wisata, lanjut dia, juga dijaga oleh "pengempon" atau pengurus pura sehingga mereka dapat melakukan pengawasan apabila ada wisatawan memasuki pura.
Untuk itu, Ardana mengharapkan peran serta masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan apabila ada orang asing yang memasuki tempat suci sehingga kejadian itu tidak terulang.
Beberapa waktu lalu seorang warga negara asing Lukevason mengunggah foto di media sosial Instagram yang memperlihatkan dua orang warga negara asing tengah duduk di salah satu "pelinggih" di pura yang belum diketahui lokasinya.
Foto tersebut kemudian menjadi viral dan diunggah ulang oleh beberapa akun instagram lain sehingga mengundang beragam komentar dari pengguna media sosial alias netizen.
Menyadari foto tersebut mengundang kontoversi, Lukevason kemudian meminta maaf melalui akun Instagramnya dan menghapus foto di akun tersebut.
"Saya tidak tahu apa yang saya lakukan itu salah, betapa bodohnya saya. Saya mencintai Indonesia dan tidak ada maksud merendahkan budaya Bali," tulisnya.(Dwa)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017