Denpasar (Antara Bali) - Tetada Kalimasada, olah gerak kesegaran tubuh khas Indonesia, kini sangat diminati masyarakat internasional dan telah berkembang di 33 negara belahan dunia.

"Gerak olah tubuh untuk kesehatan dan kebugaran diperkenalkan sejak tahun 1991 itu, dalam perkembangannya kini sudah memasyarakat di seluruh provinsi di Indonesia maupun mancanegara," kata Ketua Dewan Pembina Tetada Kalimasada Indonesia Ir R Eddy Surohadi SE, di Pantai Sanur, Denpasar, Sabtu (8/7) malam.

Saat mendampingi Staf Ahli Gubernur Bali Ida Bagus Kade Subiksu dan Presiden Internasional Tetada Kalimasada membuka kegiatan Latihan Internasional Tetada Kalimasada 2017 yang melibatkan utusan dari 14 negara di dunia, Eddy mengatakan, masyarakat internasional di berbagai negara cukup tertarik menekuni kegiatan Tetada Kalimasada, karena terbukti mampu menjaga dan memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh.

Kegiatan Latihan Internasional Tetada Kalimasada digelar secara berkesinambungan setiap tahun dengan tuan rumah secara bergantian di antara 33 negara belahan dunia tersebut.

"Tahun lalu digelar di Filipina, dan sekarang di Bali dengan peserta cukup membludak, karena Bali memiliki daya tarik tersendiri, karena selain mengikuti kegiatan, sekaligus dapat berekreasi mengunjungi berbagai objek wisata yang unik dan menarik," ujar Eddy Surohadi pula.

Ketua Panitia kegiatan tersebut Dr Ir Gede Ngurah Wididana MAgr melaporkan kegiatan ini diikuti sebanyak 500 peserta, 100 di antaranya utusan dari 14 negara dan berlangsung selama lima hari, 8-12 Juli 2017.

Sedangkan 400 peserta lainnya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk tuan rumah Bali.

Peserta luar negeri antara lain dari China, Taiwan, Belanda, Australia, Malaysia, Amerika, Filipina, India, Jepang, Hong Kong, Finlandia, Jerman, wedia, Belgia, dan tuan rumah Indonesia khususnya Bali.

"Tetada Kalimasada merupakan olahraga terapi fisik dengan membangkitkan kemampuan tenaga dalam seseorang melalui latihan tertentu," ujar Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles.

Ia merupakan pengusaha sukses dalam pengadaan obat-obatan tradisional, khususnya Minyak Oles Bokashi, salah satu produksi Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer Bali mampu menembus pasaran ekspor, selain pasaran dalam negeri.

Menurut Ngurah Wididana, latihan Tetada Kalimasada menggunakan teknik-teknik praktis dan moderat tanpa menggunakan mantra (puasa) atau cara-cara tertentu yang berbau mistik apalagi sirik.

"Latihan nasional dan internasional kali ini sebagai sebuah evaluasi menyeluruh tentang perkembangan yang sudah dicapai, baik secara individu maupun kelompok dalam upaya memenuhi paradigma sehat," ujar Ngurah Wididana.

Tetada Kalimasada meliputi tingkat dasar satu, dua, dan tiga yang diberikan dengan gerakan pengenalan seperti memutar, memandang cahaya, konsentrasi, dan berbagai gerakan lainnya.

Khusus untuk jurus dasar diberikan selama tiga bulan dengan jumlah pertemuan 18 kali baru seorang peserta diberikan ujian kenaikan ke tingkat lebih tinggi.

Untuk tingkat Panca Sona, seorang peserta mulai diasah kepekaan agar mampu mendeteksi dan mengontrol cakra. Pada fase ini seseorang sudah bisa mengobati diri sendiri maupun orang lain, jika ada gangguan dalam tubuh.

Tingkat Panca Daya, sesorang sudah mampu mengontrol dan mengarahkan segala kepekaannya sehingga jika sesorang mempunyai kemampuan untuk mengobati atau meramal, maka pada fase ini akan muncul, ujar Ngurah Wididana. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017