Denpasar (Antara Bali) - Turis asing yang datang ke Bali ternyata tidak hanya sekadar menikmati keindahan alam dan seni budayanya.
Namun, ada yang suka belajar membatik di Desa Lungsiakan, perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar atau 25 Km timur laut Denpasar.
"Banyak pelajar dan anak muda asing, baik yang ada di Bali maupun yang khusus datang dari negaranya singgah ke bengkel kerja kami untuk mempelajari proses membatik dari awal hingga siap dipasarkan," ucap seniman batik di Lungsiakan, Ketut Sujana.
Cara membatik itu dipelajari dari mulai membuat rancangannya, melukis di atas kain yang disiapkan. hingga pencelupannya, serta siap dipasarkan, sehingga menarik anak-anak muda kreatif.
Pada musim liburan ada saja anggota rombongan yang datang ke lokasi yang berjarak 3 kilometer dari Puri Ubud itu, baik itu kelompok pelajar maupun anak muda datang dari Australia, Eropa, dan sebagainya.
Instruktur pelatihan membatik yang sejak 20 tahun menggeluti usaha batik itu, baik usaha batik kontemporer dengan tangan, menampilkan bunga, kehidupan laut dan desain Bali lainnya, yang benar-benar unik, berani, ekspresif dan kaya warna.
Orang asing senang belajar membatik di sini, karena bisa berbaur dengan penduduk, juga dalam proses pencelupannya tersedia pengolahan limbah yang standar internasional sehingga tidak menganggu atau mencemari lingkungan sekitarnya.
"Kami mambuat pengolahan limbah dengan baik sehingga mereka (orang asing-red) tidak menyangsikan lagi bagi Bali dalam proses usaha pembatikan di sini," ujar Ketut Sujana yang kerap melayani tamunya yang datang ke bengkel kerjanya.
Pihaknya mengembangkan usaha industri kecil untuk bisa menampung tenaga kerja di wilayahnya dengan hasil produksi mampu memenuhi permintaan konsumen mancanegara walau dalam jumlah terbatas.
"Batik warna yang menyolok ini sangat disenangi konsumen asal Eropa, sedangkan yang lebih realistis diminati pelancong asal Australia dan Amerika Serikat, " tutur Sujana sambil menyebutkan batik produksinya mulai menjamah ke pasar Asia.
Belakangan, banyak usaha kecil ini muncul di Bali dengan hasil produksi memasuki pasar ekspor yang mulai melesu akibat munculnya usaha perdagangan yang menyediakan barang oleh-oleh khas Bali dan tersebar di Pulau Dewata. (*)
Video oleh Dessy Dora
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Namun, ada yang suka belajar membatik di Desa Lungsiakan, perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar atau 25 Km timur laut Denpasar.
"Banyak pelajar dan anak muda asing, baik yang ada di Bali maupun yang khusus datang dari negaranya singgah ke bengkel kerja kami untuk mempelajari proses membatik dari awal hingga siap dipasarkan," ucap seniman batik di Lungsiakan, Ketut Sujana.
Cara membatik itu dipelajari dari mulai membuat rancangannya, melukis di atas kain yang disiapkan. hingga pencelupannya, serta siap dipasarkan, sehingga menarik anak-anak muda kreatif.
Pada musim liburan ada saja anggota rombongan yang datang ke lokasi yang berjarak 3 kilometer dari Puri Ubud itu, baik itu kelompok pelajar maupun anak muda datang dari Australia, Eropa, dan sebagainya.
Instruktur pelatihan membatik yang sejak 20 tahun menggeluti usaha batik itu, baik usaha batik kontemporer dengan tangan, menampilkan bunga, kehidupan laut dan desain Bali lainnya, yang benar-benar unik, berani, ekspresif dan kaya warna.
Orang asing senang belajar membatik di sini, karena bisa berbaur dengan penduduk, juga dalam proses pencelupannya tersedia pengolahan limbah yang standar internasional sehingga tidak menganggu atau mencemari lingkungan sekitarnya.
"Kami mambuat pengolahan limbah dengan baik sehingga mereka (orang asing-red) tidak menyangsikan lagi bagi Bali dalam proses usaha pembatikan di sini," ujar Ketut Sujana yang kerap melayani tamunya yang datang ke bengkel kerjanya.
Pihaknya mengembangkan usaha industri kecil untuk bisa menampung tenaga kerja di wilayahnya dengan hasil produksi mampu memenuhi permintaan konsumen mancanegara walau dalam jumlah terbatas.
"Batik warna yang menyolok ini sangat disenangi konsumen asal Eropa, sedangkan yang lebih realistis diminati pelancong asal Australia dan Amerika Serikat, " tutur Sujana sambil menyebutkan batik produksinya mulai menjamah ke pasar Asia.
Belakangan, banyak usaha kecil ini muncul di Bali dengan hasil produksi memasuki pasar ekspor yang mulai melesu akibat munculnya usaha perdagangan yang menyediakan barang oleh-oleh khas Bali dan tersebar di Pulau Dewata. (*)
Video oleh Dessy Dora
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017