Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali mengharapkan peritel setempat untuk fokus pada bisnis inti dengan mencermati kondisi ekonomi dan daya serap pasar yang dinilai melambat.
"Kami berharap pengusaha ritel berhati-hati dalam mengimplementasikan strategi pengembangan usaha dan lebih fokus pada bisnis, mengingat pada situasi seperti ini memberdayakan semua sumber daya secara efektif dan efisien sangat diperlukan," kata Ketua Aprindo Bali Gusti Ketut Sumardayasa di Denpasar, Rabu.
Meski mengimbau untuk berhati-hati, namun ia mengharapkan pengusaha ritel untuk lebih bijak memanfaatkan dan mengatur aliran finansial, bukan berarti menghentikan usaha.
Menurut dia, daya serap pasar lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi industri secara umum baik nasional maupun regional yang belum menunjukkan tanda tanda meningkat.
"Secara umum konsumen masih sangat berhati-hati dalam membeli kebutuhan dan mengutamakan pada kebutuhan pokok," ucapnya.
Ia mengharapkan pemerintah menerapkan kebijakan yang positif dari hulu ke hilir dan mendorong kalangan perbankan dalam meningkatkan penetrasi kredit ke pasar.
Sementara itu Sekretaris Aprindo Bali I Made Abdi Negara menambahkan di tengah kondisi ekonomi yang masih melambat, hampir semua sektor terdampak secara luas.
Untuk itu ia mengharapkan pemerintah memberikan stimulus kepada pengusaha sehingga mampu untuk bertahan menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Di Bali, lanjut dia, anggota Aprindo tercatat lebih dari 300 usaha ritel yang berkaitan dengan ribuan pemasok dan UMKM yang menyuplai barang.
Selain itu ritel tersebut mempekerjakan lebih dari 25 ribu tenaga kerja langsung dan puluhan ribu tenaga kerja tidak langsung.
Menurut Abdi, sebagai daerah dengan ekonomi yang sebagian besar ditopang sektor pariwisata, Provinsi Bali masih terselamatkan dengan kunjungan wisatawan serta penyelenggaraan sejumlah kegiatan internasional seperti konferensi yang menghidupkan sektor MICE atau "pertemuan, insentif, konferensi dan eksebisi.
"Angka kunjungan wisatawan serta penyelenggaraan kegiatan internasional tersebut bisa sedikit menstimulasi ekonomi lokal yang berpengaruh langsung pada bergeraknya sektor-sektor riil di semua level," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami berharap pengusaha ritel berhati-hati dalam mengimplementasikan strategi pengembangan usaha dan lebih fokus pada bisnis, mengingat pada situasi seperti ini memberdayakan semua sumber daya secara efektif dan efisien sangat diperlukan," kata Ketua Aprindo Bali Gusti Ketut Sumardayasa di Denpasar, Rabu.
Meski mengimbau untuk berhati-hati, namun ia mengharapkan pengusaha ritel untuk lebih bijak memanfaatkan dan mengatur aliran finansial, bukan berarti menghentikan usaha.
Menurut dia, daya serap pasar lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi industri secara umum baik nasional maupun regional yang belum menunjukkan tanda tanda meningkat.
"Secara umum konsumen masih sangat berhati-hati dalam membeli kebutuhan dan mengutamakan pada kebutuhan pokok," ucapnya.
Ia mengharapkan pemerintah menerapkan kebijakan yang positif dari hulu ke hilir dan mendorong kalangan perbankan dalam meningkatkan penetrasi kredit ke pasar.
Sementara itu Sekretaris Aprindo Bali I Made Abdi Negara menambahkan di tengah kondisi ekonomi yang masih melambat, hampir semua sektor terdampak secara luas.
Untuk itu ia mengharapkan pemerintah memberikan stimulus kepada pengusaha sehingga mampu untuk bertahan menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Di Bali, lanjut dia, anggota Aprindo tercatat lebih dari 300 usaha ritel yang berkaitan dengan ribuan pemasok dan UMKM yang menyuplai barang.
Selain itu ritel tersebut mempekerjakan lebih dari 25 ribu tenaga kerja langsung dan puluhan ribu tenaga kerja tidak langsung.
Menurut Abdi, sebagai daerah dengan ekonomi yang sebagian besar ditopang sektor pariwisata, Provinsi Bali masih terselamatkan dengan kunjungan wisatawan serta penyelenggaraan sejumlah kegiatan internasional seperti konferensi yang menghidupkan sektor MICE atau "pertemuan, insentif, konferensi dan eksebisi.
"Angka kunjungan wisatawan serta penyelenggaraan kegiatan internasional tersebut bisa sedikit menstimulasi ekonomi lokal yang berpengaruh langsung pada bergeraknya sektor-sektor riil di semua level," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017