Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia memperkirakan konsumsi rumah tangga masih berperan penting dalam mendongrak pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan pertama tahun 2017 seiring berlangsungnya hari raya keagamaan.

"Konsumsi rumah tangga pada triwulan pertama menunjukkan tendensi peningkatan seiring dengan adanya hari raya Imlek dan Nyepi," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana usai membuka Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Bali di Denpasar, Rabu.

Bank sentral itu memprediksi pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata awal tahun ini mencapai kisaran 5,84 hingga 6,24 persen dengan didorong konsumsi rumah tangga yang menjadi porsi dominan sebesar 47,67 persen.

Selain karena hari raya, perkiraan peningkatan juga didorong oleh kenaikan upah minimum di Bali tahun 2017 dan penurunan tarif tenaga listrik untuk 12 golongan non subsidi dengan rata-rata penurunan Rp6 per kWh mulai awal tahun.

Kondisi tersebut terkonfirmasi dari hasil survei konsumen BI yang menunjukkan peningkatan nilai rata-rata indeks keyakinan konsumen dari 98,03 pada triwulan IV 2016 menjadi 106,8 pada Januari 2017.

Peningkatan konsumsi rumah tangga juga terkonfirmasi dari indeks ekspektasi konsumen yang juga menunjukkan peningkatan pada periode Januari 2017 sebesar 112,5 lebih tinggi dari nilai rata-rata periode triwulan IV 2016 mencapai 106,44.

Perkiraan peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan pertama 2017 juga terkonfirmasi dari survei dan liason yang menunjukkan peningkatan penjualan domestik dari 2,3 pada triwulan IV 2016 menjadi 2,33 pada triwulan pertama 2017.

Selain konsumsi rumah tangga, kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan pertama ini juga diperkirakan masih mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang diproyeksikan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Bali.

Perkiraan tersebut seiring dengan rencana pencarian Dana Alokasi Umum (DAU) untuk provinsi dan tiga kabupaten di Bali secara penuh sebesar Rp387,73 miliar pada Januari 2017 yang berpotensi mendorong akselerasi konsumsi pemerintah atau fisikal.

Pria yang akrab disapa Pak CIK itu juga memperkirakan peningkatan juga didorong upaya pemerintah Bali yang akan mengoptimalkan pendapat asli daerah dan retribusi berbagai objek pajak baru sepanjang 2017.

Optimalkan pendapatan asli daerah dan berbagai objek pajak seperti pengenaan retribusi untuk penggunaan lahan pemasangan papan reklame serta komitmen pemerintah pusat untuk pelelangan proyek lebih awal.

Selain didorong oleh beberapa indikator tersebut, faktor lain juga turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah setempat di antaranya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagai dampak lanjutan kebijakan bebas visa dan banyaknya aktivitas "meeting, incentive, conference dan exhibition" (MICE) yang digelar di Bali.

Causa menambahkan peningkatan kinerja transportasi sejalan dengan meningkatnya penerbangan sewaan saat periode Imlek dan bertambahnya jumlah frekuensi kedatangan pesawat, akselerasi realisasi fiskal khususnya yang menggunakan anggaran APBN juga turut berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Optimisme pelaku usaha juga tumbuh sejalan dengan penurunan suku bunga kredit perbankan sehingga mendorong peningkatan investasi usaha dan masuknya masa panen untuk produk tanaman.

Meski demikian, optimisme tersebut masih menghadapi beberapa potensi hambatan dan tantangan di antaranya perlambatan realisasi anggaran belanja APBD provinsi dan kabupaten/kota sebagai dampak perubahan struktur organisasi perangkat daerah. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017