Negara (Antara Bali) - Meskipun sempat merebak virus meningitis yang ditularkan lewat daging babi, masyarakat Jembrana tetap mengkonsumsi daging tersebut saat Hari Raya Galungan.
Pantauan di lapangan Senin, tradisi mepatung (menyembelih babi ramai-ramai) tetap dilakukan, dan mereka mengaku tidak takut dengan virus meningitis karena babi yang disembelih dalam kondisi sehat.
"Kami juga mengajak masyarakat tidak takut mengkonsumsi daging babi. Sepanjang babi yang disembelih sehat, tidak akan kena meningitis," kata Komang Suarjana, salah seorang warga di Kecamatan Mendoyo.
Ia mengaku, dalam mengolah babi, dirinya tetap sama seperti Hari Raya Galungan sebelumnya, termasuk dengan membuat lawar barak (sejenis lauk sayuran yang dicampur dengan darah babi).
Jero Mangku Suardana, warga lainnya mengatakan, masyarakat tidak terlalu serius dalam menanggapi penularan meningitis dari babi ke manusia, sehingga tidak mengurangi konsumsi daging tersebut saat hari raya.
Laki-laki yang juga Pemangku Pura Tirtha Lan Segara Dang Kahyangan Luhur Rambutsiwi ini mengatakan, warga tidak perlu khawatir namun dengan menguatkan niat, penyembelihan babi sebagai kurban suci yang berkaitan dengan Hari Raya Galungan.
"Selain itu, pemerintah pasti juga tidak tinggal diam dengan adanya isu penularan meningitis ini. Aparat pemerintahan pasti juga memantau dan memeriksa babi di Jembrana," katanya.
Untuk membuktikan mengkonsumsi daging babi sepanjang hewan tersebut sehat tidak akan tertular meningitis, di media sosial juga marak warga yang memposting foto sedang menyembelih babi.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Pantauan di lapangan Senin, tradisi mepatung (menyembelih babi ramai-ramai) tetap dilakukan, dan mereka mengaku tidak takut dengan virus meningitis karena babi yang disembelih dalam kondisi sehat.
"Kami juga mengajak masyarakat tidak takut mengkonsumsi daging babi. Sepanjang babi yang disembelih sehat, tidak akan kena meningitis," kata Komang Suarjana, salah seorang warga di Kecamatan Mendoyo.
Ia mengaku, dalam mengolah babi, dirinya tetap sama seperti Hari Raya Galungan sebelumnya, termasuk dengan membuat lawar barak (sejenis lauk sayuran yang dicampur dengan darah babi).
Jero Mangku Suardana, warga lainnya mengatakan, masyarakat tidak terlalu serius dalam menanggapi penularan meningitis dari babi ke manusia, sehingga tidak mengurangi konsumsi daging tersebut saat hari raya.
Laki-laki yang juga Pemangku Pura Tirtha Lan Segara Dang Kahyangan Luhur Rambutsiwi ini mengatakan, warga tidak perlu khawatir namun dengan menguatkan niat, penyembelihan babi sebagai kurban suci yang berkaitan dengan Hari Raya Galungan.
"Selain itu, pemerintah pasti juga tidak tinggal diam dengan adanya isu penularan meningitis ini. Aparat pemerintahan pasti juga memantau dan memeriksa babi di Jembrana," katanya.
Untuk membuktikan mengkonsumsi daging babi sepanjang hewan tersebut sehat tidak akan tertular meningitis, di media sosial juga marak warga yang memposting foto sedang menyembelih babi.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017