Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana dalam pesan Hari Raya Nyepi, mengajak seluruh masyarakat khususnya Umat Hindu untuk "mulat sarira" atau instropeksi diri terhadap hal yang sudah dilakukan sebelumnya.

"Hari Raya Nyepi merupakan penyucian untuk diri sendiri maupun alam semesta. Sudah semestinya sebagai manusia, kita jadikan hari raya ini sebagai jalan untuk instropeksi diri," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, di Negara, Minggu.

Ia mengimbau, saat Hari Raya Nyepi Selasa (28/3) nanti, umat agar taat terhadap Catur Bratha Penyepian yaitu Amati Geni (tidak boleh menyalakan api), Amati Karya (tidak boleh bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amatin Lelanguan (tidak boleh bersenang-senang).

Dengan taat terhadap Catur Bratha Penyepian itu, menurutnya, manusia akan menjadi individu yang lebih berkualitas, karena memperbaiki diri hanya bisa dilakukan oleh pribadi masing-masing.

“Melalui Perayaan Nyepi, dalam hening sepi, mari  kita kembali ke jati diri dengan mulat sarira dan menjaga keseimbangan serta keharmonisan hubungan antara kita dengan Tuhan, Alam lingkungan  dan sesama manusia sehingga ketenangan dan kedamaian hidup bisa terwujud,” katanya.

Kepada seluruh pegawai negeri dan jajarannya, Artha juga berpesan agar mereka mampu menjadi teladan dimasyrakat dengan mengamalkan Catur Bratha Penyepian secara sungguh-sungguh.

Rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi di Kabupaten Jembrana diawali dengan prosesi melasti (persembahyangan di pantai) ke pura segara masing-masing desa pekraman Sabtu (25/3), upacara tawur agung yang dipusatkan diperempatan Jalan Surapati (catus pata) depan Kantor Bupati Jembrana Senin (27/3) serta sore harinya akan dilanjutkan dengan parade ogoh-ogoh karya kelompok pemuda.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017