Denpasar (Antara Bali) - Ketua Umum DPP Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar mengatakan wisatawan Tiongkok senang menikmati seni dan budaya, tetapi mereka juga suka berberlanja barang-barang bermerek.
"Wisatawan Tiongkok saat berlibur tidak saja menikmati keindahan panorama alam, seni dan budaya, tetapi mereka juga suka berbelanja kebutuhan `fashion` bermerek (branded)," kata Asnawi Bahar di Kuta, Bali, Sabtu.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah dan pengusaha harus mampu menangkap peluang tersebut untuk meningkatkan perekonomian warga masyarakat Indonesia.
"Cara yang dilakukan untuk dapat menarik lebih banyak wisatawan asal Tiongkok agar berbelanja lebih banyak di Indonesia adalah dengan menyediakan gerai (outlet) barang-barang bermerek yang original," ujar Asnawi Bahar didampingi pengurus Devisi Komite China, Hery Sudiarto.
Harga yang ditawarkan pun harus sama dengan di luar negeri, seperti negara Singapura dan Malaysia. Sehingga ketertarikan mereka (wisatawan) berbelanja lebih meningkat.
"Harga ditawarkan pun harus sama dengan negara Singapura dan Malaysia. Kalau juga disamakan dengan Eropa mereka juga keberatan untuk berbelanja," ucapnya.
Menyinggung tentang paket wisata murah di Indonesia, Asnawi Bahar mengatakan pihaknya tidak setuju langkah yang dilakukan oleh sejumlah biro perjalanan.
"Kami tidak setuju menjual paket wisata murah, sebab dampaknya tidak baik terhadap sektor pariwisata. Standarisasi harus diterapkan sehingga wisatawan yang diharapan datang harus juga berkualitas," katanya.
Menurut dia, jika menjual paket wisata murahan, salah satu dampak berpengaruh juga terhadap penghasilan pramuwisata. Selama ini mereka mengandalkan dari wisatawan berbelanja untuk mendapatkan komisi. Tetapi dengan menjual paket wisata murah dikhawatirkan akan ada pemaksaan turis untuk berbelanja di salah satu gerai atau toko kerajinan seni (art shop).
"Karena itu kami menyarankan menjual paket wisata harganya harus sesuai standarisasi, sehingga tidak ada perang tarif lagi. Ini dampaknya akan menguntungkan semua pihak, begitu juga wisatawan yang datang pasti turis berkualitas," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Wisatawan Tiongkok saat berlibur tidak saja menikmati keindahan panorama alam, seni dan budaya, tetapi mereka juga suka berbelanja kebutuhan `fashion` bermerek (branded)," kata Asnawi Bahar di Kuta, Bali, Sabtu.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah dan pengusaha harus mampu menangkap peluang tersebut untuk meningkatkan perekonomian warga masyarakat Indonesia.
"Cara yang dilakukan untuk dapat menarik lebih banyak wisatawan asal Tiongkok agar berbelanja lebih banyak di Indonesia adalah dengan menyediakan gerai (outlet) barang-barang bermerek yang original," ujar Asnawi Bahar didampingi pengurus Devisi Komite China, Hery Sudiarto.
Harga yang ditawarkan pun harus sama dengan di luar negeri, seperti negara Singapura dan Malaysia. Sehingga ketertarikan mereka (wisatawan) berbelanja lebih meningkat.
"Harga ditawarkan pun harus sama dengan negara Singapura dan Malaysia. Kalau juga disamakan dengan Eropa mereka juga keberatan untuk berbelanja," ucapnya.
Menyinggung tentang paket wisata murah di Indonesia, Asnawi Bahar mengatakan pihaknya tidak setuju langkah yang dilakukan oleh sejumlah biro perjalanan.
"Kami tidak setuju menjual paket wisata murah, sebab dampaknya tidak baik terhadap sektor pariwisata. Standarisasi harus diterapkan sehingga wisatawan yang diharapan datang harus juga berkualitas," katanya.
Menurut dia, jika menjual paket wisata murahan, salah satu dampak berpengaruh juga terhadap penghasilan pramuwisata. Selama ini mereka mengandalkan dari wisatawan berbelanja untuk mendapatkan komisi. Tetapi dengan menjual paket wisata murah dikhawatirkan akan ada pemaksaan turis untuk berbelanja di salah satu gerai atau toko kerajinan seni (art shop).
"Karena itu kami menyarankan menjual paket wisata harganya harus sesuai standarisasi, sehingga tidak ada perang tarif lagi. Ini dampaknya akan menguntungkan semua pihak, begitu juga wisatawan yang datang pasti turis berkualitas," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017