Negara (Antara Bali) - Jalan kampung di desa pesisir seperti Pengambengan dan Tegalbadeng Barat, Kabupaten Jembrana rawan aksi penjambretan khususnya bagi perempuan yang melintas sendirian.
"Tadi siang, saat saya melintas di jalan kampung Desa Tegalbadeng Barat sempat dipepet oleh laki-laki yang berusaha merebut tas saya," kata Eni, yang sehari-hari keliling berjualan kosmetik, Kamis.
Ia mengatakan, laki-laki yang memakai helm tertutup itu mengendari sepeda motor Yamaha Jupiter warna biru, namun ia tidak ingat nomer polisinya karena panik menyelamatkan diri.
Saat laki-laki yang mengenakan kaos olahraga warna merah ini memepet sepeda motor yang ia kendarai, Eni melakukan perlawanan dengan berbagai cara seperti menambah kecepatan sepeda motornya, sampai berusaha menendang sepeda motor laki-laki yang diduga jambret tersebut.
"Mungkin karena saya terus melawan, akhirnya dia kabur ke arah utara. Untung saya tidak jatuh, barang-barang saya juga selamat," katanya.
Sebelumnya, di jalanan kampung Desa Pengambengan, hal yang sama juga menimpa Milda, warga Dusun Kelapa Balian.
Saat melintas di jalan yang membelah Dusun Munduk dan Kelapa Balian tersebut pada siang hari, di bagian yang diapit persawahan, ia dipepet laki-laki yang berusaha menggapai dirinya.
"Tangan laki-laki itu sempat memegang paha saya, lalu saya berteriak-teriak minta tolong sambil menambah kecepatan sepeda motor saya. Mungkin karena takut karena sudah mendekati pemukiman warga, ia melarikan diri," katanya.
Akibat kejadian tersebut ia mengaku trauma, dan tidak mau melewati jalan itu lagi, kecuali bersama suami atau keluarganya.
Meskipun sempat diincar jambret, dua perempuan ini tidak berniat melapor ke kepolisian, karena penjahat tersebut juga tidak berhasil mengambil barang maupun mencelakai mereka.
"Lagian saya tidak tahu siapa pelakunya karena memakai helm tertutup. Karena panik, saya juga tidak hafal nomer polisinya. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi saya untuk lebih hati-hati, khususnya saat melintas di jalanan yang sepi," kata Eni.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Tadi siang, saat saya melintas di jalan kampung Desa Tegalbadeng Barat sempat dipepet oleh laki-laki yang berusaha merebut tas saya," kata Eni, yang sehari-hari keliling berjualan kosmetik, Kamis.
Ia mengatakan, laki-laki yang memakai helm tertutup itu mengendari sepeda motor Yamaha Jupiter warna biru, namun ia tidak ingat nomer polisinya karena panik menyelamatkan diri.
Saat laki-laki yang mengenakan kaos olahraga warna merah ini memepet sepeda motor yang ia kendarai, Eni melakukan perlawanan dengan berbagai cara seperti menambah kecepatan sepeda motornya, sampai berusaha menendang sepeda motor laki-laki yang diduga jambret tersebut.
"Mungkin karena saya terus melawan, akhirnya dia kabur ke arah utara. Untung saya tidak jatuh, barang-barang saya juga selamat," katanya.
Sebelumnya, di jalanan kampung Desa Pengambengan, hal yang sama juga menimpa Milda, warga Dusun Kelapa Balian.
Saat melintas di jalan yang membelah Dusun Munduk dan Kelapa Balian tersebut pada siang hari, di bagian yang diapit persawahan, ia dipepet laki-laki yang berusaha menggapai dirinya.
"Tangan laki-laki itu sempat memegang paha saya, lalu saya berteriak-teriak minta tolong sambil menambah kecepatan sepeda motor saya. Mungkin karena takut karena sudah mendekati pemukiman warga, ia melarikan diri," katanya.
Akibat kejadian tersebut ia mengaku trauma, dan tidak mau melewati jalan itu lagi, kecuali bersama suami atau keluarganya.
Meskipun sempat diincar jambret, dua perempuan ini tidak berniat melapor ke kepolisian, karena penjahat tersebut juga tidak berhasil mengambil barang maupun mencelakai mereka.
"Lagian saya tidak tahu siapa pelakunya karena memakai helm tertutup. Karena panik, saya juga tidak hafal nomer polisinya. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi saya untuk lebih hati-hati, khususnya saat melintas di jalanan yang sepi," kata Eni.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017