Singaraja, (Antara Bali) - Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, mulai mengalami penurunan seiring gencarnya operasi pasar yang dilakukan pemerintah daerah dan pihak swasta setempat.

"Harga sudah mulai turun. Sebelumnya sempat menembus harga Rp100 ribu lebih, tapi kini dikisaran Rp80 ribu," kata Luh Mirna, salah satu pedagang di Pasar Anyar, Kota Singaraja, Rabu.

Pihaknya mengapresiasi pelaksanaan operasi pasar cabai oleh pemerintah daerah karena dapat menstabilkan harga cabai di pasaran, sehingga pedagang pun tidak takut lagi kehilangan pembeli.

"Saya malah rugi kalau harga terus mahal karena cabai itu cepat busuk. Misalnya saja lama tidak ada yang membeli karena mahal, bisa-bisa semua busuk, apalagi musim sedang tidak menentu," paparnya.

Ia menambahkan, kenaikan harga cabai menyebabkan dirinya kehilangan langganan. "Langganan terus terang saja turun. Cabai mahal menyebabkan para pembeli berpikir membeli. Kalau beli pun paling hanya jumlah sedikit," katanya.

Pedagang lain, Made Swabawa, menjelaskan kenaikan harga cabai memberi dampak signifikan kepada para pedagang sayur mayur di daerah itu karena stok dari pengepul menurun.

"Kami berpikir juga kalau mau ambil. Jadi, keputusannya membeli sedikit saja. Takut nanti kalau beli banyak menyebabkan cabai busuk. Harganya pun turun drastis," kata dia. (gus)

Pewarta:

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017