Madiun (Antara Bali) - Lindaweni Fanetri memutuskan berhenti dari
karirnya sebagai atlet bulu tangkis dan sudah menyerahkan surat
pengunduran diri dari Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia
(PBSI) pada Rabu (21/12).
"Saya sudah mempertimbangkan keputusan ini bersama keluarga. Saya pensiun dan bukan keluar dari pelatnas. Keputusan ini sudah matang dan saya merasa sudah maksimal," kata Linda seperti tercantum dalam situs resmi PP PBSI, Kamis malam.
Linda akan mengakhiri kariernya mulai awal 2017 setelah 8 tahun menjadi atlet Pelatnas PP PBSI, dengan total 15 tahun perjalanannya sebagai pebulutangkis.
Atlet asal klub bulu tangkis Suryanaga Surabaya itu mengatakan bahwa dirinya akan fokus untuk menyelesaikan kuliah S-1 Jurusan Akuntansi di Universitas Trisakti. Selain itu, akan berbisnis setelah tidak lagi menjadi pebulu tangkis.
"Saya akan fokus kuliah sambil meneruskan bisnis keluarga. Akan tetapi, saya akan tetap berolahraga karena keluarga saya menyukai olahraga," kata perempuan berusia 26 tahun itu.
Selama berkarier di sektor tunggal putri Pelatnas PP PBSI, Linda tercatat menjuarai turnamen India Grand Prix Gold 2012 dan meraih medali perunggu dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015 di Jakarta.
"Saya masih sering menangis jika mengingat momentum dalam Kejuaraan Dunia 2015. Saya mendapatkan wild card ketika itu. Hal itu sempat menjadi masalah karena saya menggeser senior saya," katanya.
Meskipun meraih medali perunggu, Linda mengatakan bahwa medali yang ia raih dalam Kejuaraan Dunia 2015 bagaikan medali emas karena dirinya mampu membuktikan permainan terbaiknya.
Linda juga menjadi wakil Indonesia pada nomor tunggal putri Olimpiade Rio 2016. Akan tetapi, Linda kalah pada penyisihan Grup J dari dua pemain lain, yaitu Nozomi Okuhara dari Jepang dan atlet Vietnam Thi Trang Vu.
"Masih banyak hal yang harus dikerjakan pada nomor tunggal putri. Saya ingin atlet-atlet muda tunggal putri mampu membuktikan prestasi yang lebih baik dibanding saya," kata pemain kelahiran Jakarta itu tentang harapan pada sektor tunggal putri.
Setelah Linda, sektor tunggal putri PP PBSI masih punya sejumlah atlet yang menjadi harapan Merah Putih dalam turnamen-turnamen internasional. Mereka antara lain Hanna Ramadini, Fitriani, Gregori Mariska, dan Ruselli Hartawan.
Selain itu, PP PBSI juga telah menambah sejumlah atlet dalam pelatnas di Cipayung Jakarta melalui seleksi nasional tunggal putri pada tahun ini. Mereka adalah Aurum Octavia Winata, Gabriella Meilani Moningka, Isra Faradila, Putri Ayu Desiderianti, dan Eprilia Mega Ayu Swastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya sudah mempertimbangkan keputusan ini bersama keluarga. Saya pensiun dan bukan keluar dari pelatnas. Keputusan ini sudah matang dan saya merasa sudah maksimal," kata Linda seperti tercantum dalam situs resmi PP PBSI, Kamis malam.
Linda akan mengakhiri kariernya mulai awal 2017 setelah 8 tahun menjadi atlet Pelatnas PP PBSI, dengan total 15 tahun perjalanannya sebagai pebulutangkis.
Atlet asal klub bulu tangkis Suryanaga Surabaya itu mengatakan bahwa dirinya akan fokus untuk menyelesaikan kuliah S-1 Jurusan Akuntansi di Universitas Trisakti. Selain itu, akan berbisnis setelah tidak lagi menjadi pebulu tangkis.
"Saya akan fokus kuliah sambil meneruskan bisnis keluarga. Akan tetapi, saya akan tetap berolahraga karena keluarga saya menyukai olahraga," kata perempuan berusia 26 tahun itu.
Selama berkarier di sektor tunggal putri Pelatnas PP PBSI, Linda tercatat menjuarai turnamen India Grand Prix Gold 2012 dan meraih medali perunggu dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015 di Jakarta.
"Saya masih sering menangis jika mengingat momentum dalam Kejuaraan Dunia 2015. Saya mendapatkan wild card ketika itu. Hal itu sempat menjadi masalah karena saya menggeser senior saya," katanya.
Meskipun meraih medali perunggu, Linda mengatakan bahwa medali yang ia raih dalam Kejuaraan Dunia 2015 bagaikan medali emas karena dirinya mampu membuktikan permainan terbaiknya.
Linda juga menjadi wakil Indonesia pada nomor tunggal putri Olimpiade Rio 2016. Akan tetapi, Linda kalah pada penyisihan Grup J dari dua pemain lain, yaitu Nozomi Okuhara dari Jepang dan atlet Vietnam Thi Trang Vu.
"Masih banyak hal yang harus dikerjakan pada nomor tunggal putri. Saya ingin atlet-atlet muda tunggal putri mampu membuktikan prestasi yang lebih baik dibanding saya," kata pemain kelahiran Jakarta itu tentang harapan pada sektor tunggal putri.
Setelah Linda, sektor tunggal putri PP PBSI masih punya sejumlah atlet yang menjadi harapan Merah Putih dalam turnamen-turnamen internasional. Mereka antara lain Hanna Ramadini, Fitriani, Gregori Mariska, dan Ruselli Hartawan.
Selain itu, PP PBSI juga telah menambah sejumlah atlet dalam pelatnas di Cipayung Jakarta melalui seleksi nasional tunggal putri pada tahun ini. Mereka adalah Aurum Octavia Winata, Gabriella Meilani Moningka, Isra Faradila, Putri Ayu Desiderianti, dan Eprilia Mega Ayu Swastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016