Menko Puan himbau kementerian bersama-sama turunkan prevalensi stunting

Menko Puan himbau kementerian bersama-sama turunkan prevalensi stunting

Menko PMK Puan Maharani (Antara)

Jakarta (Antara) - Mesti cakupan program peningkatan gizi sudah cukup tinggi, optimalisasi implementasi intervensi program yang berkualitas dalam hal menurunkan stunting harus terus dilakukan. Demikian arahan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RTM) Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (24/7).

Selain itu, Menko Puan juga menekankan perlunya kualitas pelaksanaan yang optimal. Intervensi penanganan stunting yang terintegrasi dengan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), penyediaan air bersih dan sanitasi, ujarnya.

RTM ini sendiri merupakan tindak lanjut dari rapat tanggal 12 Juli 2017 di Kantor Wakil Presiden (Wapres). Tujuannya untuk menajamkan berbagai identifikasi masalah menjadi lebih terfokus pada rencana kerja dan implementasi penanganan stunting. Penanganan stunting dirasa penting karena stunting berdampak pada kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan pada akhirnya mengakibatkan produktivitas yang rendah. 

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis; kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada awal masa anak lahir. Adapun intervensi yang sangat strategis dalam penanganan stunting ialah pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Masa dalam kandungan dan sampai 2 tahun).

Pemerintah dalam RPJMN telah menargetkan dapat menurunkan prevalensi stunting dari status awal 32,9% turun menjadi 28% pada tahun 2019. Sementara berdasarkan data monev Kemenkes 2016, prevalensi stunting diperkirakan berada pada 27,5% yang menggambarkan bahwa kebijakan pemerintah dalam penanganan stunting sudah selaras dengan target RPJMN. 

Melalui RTM Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting, diharapkan bentuk intervensi penanganan stunting dapat lebih efektif dan Kementerian/Lembaga (K/L) akan memperkuat program serta kegiatananya untuk mempercepat penanganan stunting. 

Penanganan stunting membutuhkan sinergi program K/L yang secara regular telah dilaksanakan ialah, peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak; sosialisai dan edukasi untuk : ASI Ekslusif, 4 Sehat 5 Sempurna, dan Pernikahan diatas 19 Tahun untuk Perempuan. Program lainnya ialah penguatan pelayanan kesehatan dasar berkualitas; pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi serta lainnya. 

K/L juga perlu melakukan penguatan dan penajaman terkait penanganan stunting seperti, melaksanakan kegiatan K/L agar dapat menjangkau kelompok strategis yang lebih luas (Ibu, Anak, Pasangan Usia Subur, Keluarga, Sekolah dan lainnya). 

Membangun infrastruktur terkait dengan kesehatan, agar dapat difokuskan di wilayah rawan stunting dan program-program K/L lainnya juga dapat ikut mendukung kegiatan penanganan stunting di wilayah tersebut. Selain itu, K/L yang memiliki tenaga lapangan seperti pendamping PKH, Penyuluh BKKBN, Pendamping Desa dan lainnya pun harus dapat ikut memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat berkaitan dengan perilaku hidup sehat. Termasuk memberikan materi sosialisasi dan edukasi secara massif oleh K/L.  

Turut hadir dalam RTM Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting, Menteri Kesehatan Nila F Moelok, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki, dan Sekretaris Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widianto.
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2017