Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar
bank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah tipis sebesar satu poin
menjadi Rp13.074 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.073 per
dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin mengatakan
bahwa fluktuasi mata uang rupiah relatif masih stabil terhadap dolar AS,
sentimen dari dalam negeri masih cukup mampu menjaga mata uang domestik
untuk tidak tertekan terlalu dalam.
"Sentimen positif dari pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia
(7-Day Repo Rate) maupun eforia program amnesti pajak masih cukup kuat
menjaga rupiah," katanya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang bergerak
menguat, diharapkan dapat mengurangi tekanan dari mata uang Amerika
Serikat.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,70 persen menjadi
44,79 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,81 persen menjadi 46,26
dolar AS per barel.
Sementara itu, Kepaka Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza
Priyambada mengatakan bahwa rupiah tampak masih mampu untuk kembali
bergerak ke area positif, sentimen mengenai kebijakan bank sentral
Amerika Serikat yang mempertahankan tingkat suku bunganya akan menjaga
mata uang berisiko seperti rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, kabar baik yang datang dari domestik
mengenai perpanjangan administrasi amnesti pajak menjelang berakhirnya
akhir periode satu pada 30 September 2016 akan memberi imbas positif
bagi mata uang domestik.
"Amnesti pajak periode satu diperpanjang oleh pemerintah untuk hal
administrasi dari September menjadi Desember setelah banyak pengusaha
yang masih ingin mendaftarkan dirinya untuk melaporkan sejumlah aset
namun terkendala oleh proses administrasi," katanya.(WDY)
Rupiah Senin Melemah Jadi Rp13.074 per Dolar
Senin, 26 September 2016 11:19 WIB