Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar
bank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar lima poin
menjadi Rp13.080 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.085 per
dolar AS.
"Nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar AS, selain dipicu
faktor eksternal juga terdorong oleh harapan pemangkasan suku bunga
acuan Bank Indonesia (7-Day Repo Rate) yang dipangkas 25 bps," kata
ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) kemarin (Kamis,
22/9) memutuskan menurunkan BI 7-day Repo Rate sebesar 25 basis points
(bps) dari 5,25 persen menjadi 5,00 persen.
Ia menambahkan bahwa penguatan nilai tukar rupiah juga terbawa
sentimen pelemahan dolar AS di pasar global pasca Komite Pasar Terbuka
Federal (FOMC) yang mempertahankan suku bunga acuannya.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang masih naik
menyusul turunnya persediaan minyak mentah Amerika Serikat serta
diikuti oleh kenaikan harga komoditas lainnya turut mempengaruhi mata
uang domestik.
"Ruang penguatan rupiah masih tersedia dalam jangka pendek, namun
keinginan Bank Indonesia menjaga rupiah di nilai fundamentalnya bisa
membatasi ruang apresiasi rupiah," katanya.
Sentimen selanjutnya, pelaku pasar akan kembali fokus pada
pencapaian amnesti pajak yang saat ini terus meningkat. Presiden Joko
Widodo mengundang para pengusaha membicarakan program amnesti pajak.
"Sebuah usaha untuk terus menggenjot uang tebusan untuk mendukung belanja pemerintah," katanya.(WDY)
Rupiah Jumat Menguat Jadi Rp13.080 per Dolar
Jumat, 23 September 2016 13:28 WIB