Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menghadiri puncak ritual "Ngusaba Dangsil" di Desa Bungaya, Kabupaten Karangasem yang merupakan upacara sakral terbesar di daerah itu.
"Ritual Ngusaba Dangsil atau Ngusaba Aya salah satu ciri utamanya selain adanya dangsil (sarana upacara yang dibuat bertingkat-tingkat) yang paling tertinggi hampir mencapai 18 meter, juga ada pelantikan deha-teruna (pemudi dan pemuda) baru," kata Ketua Panitia Ngusaba Dangsil Ida Bagus Jungutan di sela-sela pelaksanaan ritual tersebut, di Amlapura, Senin.
Menurut dia, Ngusaba Dangsil juga merupaka tradisi ngusaba tertua di Bali. "Biasanya Ngusaba Dangsil itu digelar ketika anak muda-mudi mulai berkurang karena sudah menikah atau hal lainnya," ucapnya.
Muda-mudi, tambah dia, tidak boleh sampai habis karena mereka di Desa Bungaya punya ayah-ayah (tanggung jawab-red) yang sangat penting. Oleh karena itu, keberadaan pemuda-pemudi tersebut sangat penting dan vital sehingga Ngusaba Dangsil sendiri adalah sarana untuk pelantikan "deha teruna" baru.
Dalam Ngusaba Dangsil terdapat lima buah "dangsil" diantaranya Dangsil Dalem yang akan dinaiki keturunan raja atau Dalem Klungkung dan Dangsil Desa dinaiki oleh Raja Karangasem dari Puri Kelodan yang merupakan pusat Kerajaan Karangasem.
Ngusaba Dangsil diakui sangat sakral karena pergelaran ngusaba tersebut tidak bisa dibatasi waktu kapan dimulai dan kapan akan selesianya karena semua tergantung kehendak atau "pikayunan" Sang Ida Batara Ngusaba atau manifestasi Tuhan.
Meskipun sudah di rencanakan sebelumnya, namun jika belum atas kehendak "Ida Betara Ngusaba" maka ritual tidak akan digelar.
Sebelumnya, telah dilaksanakan "melasti" atau penyucian sarana ritual ke laut. Peserta melasti Ngusaba Dangsil di Desa Adat Bungaya, tidak diperkenankan makan dan minum. Melasti dilakukan ke Segara (Pantai) Bugbug di belakang Bukit Asah.
Para pengiring Melasti baik laki-laki maupun perempuan dilarang menggunakan baju dan ikat kepala atau udeng. Mereka hanya menggunakan kain atau kemben dengan selendang warna warni. Ini merupakan pakaian khas warga Bungaya.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang hadir didampingi Karo Humas Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra dan Karo Umum Setda Provinsi Bali I Gede Darmawa menyempatkan untuk melaksanakan persembahyangan di Pura Penataran, Desa Bungaya.
Dalam kesempatan tersebut, Pastika mengapresiasi semangat warga dalam melaksanakan karya Ngusaba Dangsil. Dia merasa berada seperti di rumah sendiri dengan melihat antusiasme masyarakat yang hadir.
"Saya sangat terharu dengan antusias warga di sini mengikuti karya ini, saya merasa ada di rumah sendiri melihat semangat-semangat mereka. Ini upacara yang sangat sakral dan tidak banyak ada, sehingga upacara ini jangan sampai terlewatkan," ujarnya.
Pastika dalam kesempatan tersebut juga menyerahkan punia dan yang diterima langsung oleh Ketua Panitia Pelaksana Ngusaba Dangsil IB Jungutan. (WDY)
Gubernur Bali Hadiri Ritual "Ngusaba Dangsil"
Senin, 29 Agustus 2016 20:09 WIB