Denpasar (Antara Bali) - Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Dr. I Gusti Ayu Srinatih, SST., MSi mengatakan, kecendikiawanan yang tumbuh di suatu tempat lewat pemikiran kritis dapat menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan secara lokal maupun konteks lebih luas.
"Sinergitas dari tripartite Dies Natalis, Regalia Akademik, dan Kearifan Lokal, dapat dijadikan landasan yang kokoh serta mampu memberi makna yang sangat dalam menuju sebuah titik sentral yang menjadi `goal` dari setiap perguruan tinggi yakni pusat unggulan," kata Dr. I Gusti Ayu Srinatih dalam orasi ilmiah pada Dies Natalis XIII ISI Denpasar, Kamis.
Dalam orasi ilmiah berjudul "Dies Natalis, Regalia Akademik dan Kearifan lokal", Ia mengatakan, peringatan Dies Natalis dimaknai dengan usaha dan kerja keras yang berkelanjutan untuk terus meningkatkan kualitas lembaga sesuai visi yang telah ditetapkan yakni menjadi Pusat Unggulan Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Berwawasan Universal pada tahun 2020.
Waktu tersebut tinggal empat tahun lagi, waktu yang relatif singkat tanpa terasa akan berjalan cepat. Dengan telah ditetapkannya visi yang "berat dan mulia", mampukah mewujudkan visi tersebut dengan program kerja serta indikator yang jelas dan terukur.
Program kerja menurut Ayu Srinatih adalah usaha serta terobosan yang dilakukan sehingga dapat menghasilkan program tahunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Sedangkan indikator yang jelas dan terukur adalah instrumen yang dipakai sebagai "alat ukur" untuk melakukan evaluasi terhadap program yang dilaksanakan guna menemukan jawaban.
"Ya atau tidak saya berpandangan bahwa pertanyaan semacam itu adalah hal yang wajar, sebab pada era kesejagatan yang penuh dengan persaingan yang sangat dahsyat dan kompleks, perguruan tinggi lain juga tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan berjuang dan berusaha agar dapat menjadi yang terdepan kalau ingin tetap eksis pada zaman globalisasi," ujarnya.
Ayu Srinatih yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari lembaga ISI Denpasar yang secara moral merasa ikut bertanggung jawab sesuai dengan kapasitasnya, meskipun ada semacam gejolak dalam pikirannya.
Ia tetap percaya bahwa dengan kerja keras bersama sesuai tupoksi masing-masing, jawaban yang diharapkan bersama dalam pencapaian visi ISI Denpasar adalah positif.
Untuk itu ISI Denpasar berkewajiban untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi berdasarkan kebenaran, kesucian, dan keindahan, ujar Ayu Srinatih. (WDY)
Dr Srinatih: Pemikiran Kritis Hasilkan Sesuatu Bermanfaat
Jumat, 29 Juli 2016 7:10 WIB