Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Senin pagi, bergerak melemah sebesar 26 poin menjadi
Rp13.126 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.100 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin mengatakan
bahwa potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS kembali terbuka
menjelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini.
"Walaupun peluang kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat minim,
namun spekulasi kenaikan tetap akan ada menjelang rapat FOMC. Hal itu
biasanya akan mendorong permintaan dolar AS yang lebih kuat sehingga
mempengaruhi pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, tekanan pelemahan terhadap rupiah
diproyeksikan hanya dalam jangka pendek. Pasca rapat FOMC itu, fokus
akan kembali ke realisasi amnesti pajak dan rilis inflasi Juli 2016 pada
awal Agustus nanti.
"Jadi di tengah investor yang menunggu sentimen dari dalam negeri
itu, faktor global akan mengambil perhatian lebih," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada
menambahkan bahwa rilis Bank Indonesia yang memutuskan untuk menahan
tingkat suku bunga di level 6,5 persen tidak banyak direspon pelaku
pasar sehingga membuat laju rupiah tertekan.
Ditambah belum adanya sentimen yang cukup positif adari dalam
negeri membuat pergerakan rupiah cenderung terkonsolidasi dengen
kecenderungan melemah sementara," katanya. (WDY)
Rupiah Senin Bergerak Melemah Menjadi Rp13.126
Senin, 25 Juli 2016 11:21 WIB