Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 45 poin menjadi
Rp13.238 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.283 per dolar
AS.
"Dolar AS mengalami pelemahan terhadap sebagian mata uang dunia,
termasuk rupiah di tengah penantian investor terhadap pemungutan suara
apakah tetap di Uni Eropa (EU) atau keluar," kata analis Monex
Investindo Futures Putu Agus di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan bahwa hasil polling Inggris keluar dari Uni Eropa
(Brexit) terbaru menunjukan jumlah responden yang memilih Inggris keluar
sebesar 44 persen. Jumlah responden yang memilih bertahan masih unggul
sebesar 45 persen, namun keunggulan tersebut sangat tipis.
"Masih adanya potensi Inggris keluar membuat kekhawatiran ekonomi
AS kembali melambat, sehingga mempengaruhi laju dolar AS," katanya.
Ia menambahkan bahwa penguatan mata uang domestik juga ditopang
oleh harga minyak mentah yang kembali menguat. Terpantau harga minyak
jenis WTI Crude berada naik 0,65 persen menjadi 49,45 dolar AS per
barel, dan Brent Crude naik 0,54 persen ke posisi 50,15 dolar AS per
barel.
Sementara itu, Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong
mengatakan bahwa menjelang referendum Inggris, volatilitas pasar uang di
dalam negeri relatif masih stabil. Beberapa kebijakan yang telah
diambil pemerintah menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi
rupiah.
Menurut dia, sentimen mengenai penurunan suku bunga acuan Bank
Indonesia (BI rate) dan relaksasi ketentuan Loan to Value Ratio (LTV)
masih terasa dampak positifnya sehingga apresiasi rupiah kembali
terjadi. (WDY)
Rupiah Kamis Menguat Menjadi Rp13.238
Kamis, 23 Juni 2016 12:38 WIB