Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar 38 poin menjadi
Rp13.598 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.626 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di
Jakarta, Selasa mengatakan bahwa mulai adanya tanda-tanda sinyal
kepastian dari bank sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunganya
memberi harapan bagi pelaku pasar uang di negara berkembang, termasuk
Indonesia untuk mengantisipasi dampaknya sehingga laju mata uang rupiah
cenderung menguat.
"Diharapkan laju rupiah dapat bertahan di tengah sentimen kenakan
suku bunga AS sehingga dapat kembali melanjutkan kenaikan," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, laju penguatan rupiah masih cenderung
tertahan, pelaku pasar cukup berhati-hati melakukan transaksi terhadap
aset berdenominasi rupiah di tengah kebijakan pemerintah Jepang untuk
menunda pajak penjualan hingga beberapa tahun ke depan untuk membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya.
"Jepang masih mengalami perlambatan ekonomi, kondisi itu
dikhawatirkan berdampak negatif pada negara di kawasan Asia," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan
bahwa data inflasi menjadi fokus berita di dalam negeri, sedianya Badan
Pusat Statistik akan merilis data itu besok (Rabu, 1/6) yang
diperkirakan turun.
"Harapan inflasi yang menurun itu yang menjaga laju mata uang
domestik terhadap dolar AS. Di sisi lain, penguatan dolar AS juga sudah
mulai jenuh," katanya. (WDY)
Rupiah Selasa Menguat Menjadi Rp13.598
Selasa, 31 Mei 2016 10:58 WIB