Jakarta (Antara Bali) - Silaturahmi Nasional (Silatnas) PPP di Asrama
Haji Pondok Gede, Jakarta, yang ditutup Sabtu malam merekomendasikan
pelaksanaan Muktamar VIII atau muktamar islah untuk mengakhiri konflik
internal partai itu.
"Muktamar dilaksanakan selambat-lambatnya
bulan April 2016, didahului oleh Musyawarah Kerja Nasional," kata Wakil
Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar VII Bandung, Suharso Monoarfa, saat
membacakan rekomendasi Silatnas yang digelar sejak Jumat (5/2).
Sebagai penyelenggara muktamar islah adalah DPP PPP hasil muktamar
Bandung yang berlaku dan diakui oleh negara, sekaligus sebagai
kepengurusan sebelum terjadinya konflik.
Peserta muktamar islah adalah DPW dan DPC yang secara langsung atau
tidak langsung, pengesahannya dilakukan oleh Ketua Umum Suryadharma Ali
dan Sekjen Irgan Chairul Mahfiz dan/atau Ketua Umum Suryadharma Ali dan
Sekjen M Romahurmuziy.
"Dalam hal masa baktinya sudah kedaluwarsa, maka diperpanjang oleh
dewan pimpinan sesuai tingkatannya, sampai dengan terselenggaranya
Muswil/Muscab pada waktunya pascapenyelenggaraan muktamar untuk islah,"
kata Suharso.
Ia menyebutkan Muktamar VIII PPP akan disupervisi dalam persiapan
dan pelaksanaannya oleh mahkamah partai dan senior partai yang selalu
aktif mengikuti perkembangan partai.
Muktamar islah sebelumnya juga direkomendasikan oleh Mahkamah Partai PPP dalam pendapat hukumnya.
Suharso mengatakan, Silatnas diselenggarakan oleh DPP PPP sebagai
forum informal yang konstitusional, mengakomodasi seluruh pendapat,
menyambung kembali persaudaraan, serta mengubah perbedaan menjadi
persamaan, kebersamaan, dan persatuan seluruh kader dalam semangat
ukhuwwah islamiyah.
Silatnas merupakan mimbar demokrasi untuk islah PPP seutuhnya dengan
mendengarkan seluruh kader partai, baik DPP, DPW, DPC, PAC, perwakilan
Muktamar Jakarta, Surabaya, dan Bandung, serta perwakilan ormas pendiri
yakni NU, Parmusi, Perti, dan Syarikat Islam.
"Bersatunya kembali PPP bukan hanya kebutuhan, tapi kewajiban.
Karenanya Silatnas merekomendasikan kepada seluruh kader untuk
meninggalkan perbedaan, berhimpun dalam titik temu, bergandengan tangan
untuk PPP yang satu berdasarkan semangat ukhuwwah islamiyyah dan
ukhuwwah imaniyyah," katanya.(WDY)
Silatnas Rekomendasikan Muktamar Islah PPP
Minggu, 7 Februari 2016 7:50 WIB