Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 68 poin menjadi
Rp13.896 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.964 per dolar AS.
"Harapan fundamental ekonomi nasional yang positif pada tahun ini
masih menjadi salah satu penopang mata uang rupiah terhadap mata uang
asing, seperti dolar AS," Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia
Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.
Kendati demikian, menurut Reza Priyambada, penguatan nilai tukar
rupiah saat ini masih cenderung terbatas mengingat harga minyak mentah
dunia yang masih berada dalam tren penurunan.
"Penurunan rupiah masih dapat dimungkinkan kembali terjadi jika
tidak ada intervensi dari otoritas moneter terhadap rupiah di pasar uang
domestik, sentimen negatif eksternal masih cukup kuat," katanya.
Sementara itu, analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo menambahkan
bahwa pengaruh dari Tiongkok dan Amerika Serikat masih menjadi salah
satu penahan laju nilai tukar rupiah untuk bergerak menguat lebih
tinggi.
Bayu Purnomo memaparkan bahwa prediksi ekonomi Tiongkok yang masih
melambat akibat dana anggaran belanja modalnya yang terkoreksi akan
mengganggu pertumbuhannya. Situasi itu, memicu arus modal di
negara-negara berkembang akan cenderung keluar sehingga menekan mata
uangnya.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang masih akan
berada dalam tren penurunan juga dinilai masih membayangi laju
perekonomian di negara-negara berkembang lainnya. (WDY)
Kurs Rupiah Kamis Menguat Menjadi Rp13.896
Kamis, 21 Januari 2016 14:31 WIB