Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat 44 poin menjadi Rp13.674 per
dolar AS dari posisi sebelumnya.
"Nilai tukar rupiah masih mampu bergerak di area positif seiring
dengan masih adanya harapan dari ekonomi Indonesia, sedianya data
ekonomi domestik akan dirilis pada awal Desember mendatang," kata
pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta.
Ia menambahkan bahwa inflasi November tahun ini diperkirakan masih
terjaga di kisaran rendah. Bank Indonesia memprediksi inflasi sepanjang
2015 berpotensi berada di bawah 3 persen (yoy) yang didorong
berlanjutnya stabilitas komponen bahan pangan atau volatile food dan hilangnya efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Meski mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS, Rully Nova
mengatakan bahwa pelaku pasar uang juga tetap mewaspadai potensi
pembalikan arah rupiah ke area negatif menyusul laju mayoritas mata uang
di kawasan Asia cenderung tertekan terhadap dolar AS.
"Kondisi mata uang di kawasan Asia yang tertekan terhadap dolar AS
dapat membuat laju nilai tukar rupiah rentan mengalami koreksi,"
katanya.
Ia mengharapkan bahwa data ekonomi Indonesia sesuai dengan harapan
pasar sehingga menjaga fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar AS di
kisaran stabil.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan
bahwa pergerakan pasar pada Rabu ini diproyeksikan dipengaruhi oleh
peristiwa geopolitik, setelah angkatan udara Turki menembak jatuh
pesawat tempur Rusia, yang kemungkinan dapat memanaskan kembali hubungan
Barat dengan Rusia di tengah pergejolakan di Suriah.
"Pelaku pasar akan menempatkan dananya pada aset yang dinilai aman (safe haven) di tengah peristiwa geopolitik, dalam hal ini dolar AS masih menjadi aset safe haven," katanya. (WDY)
Rupiah Rabu Menguat Rp13.674 per Dolar
Rabu, 25 November 2015 15:42 WIB