Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 201 poin menjadi
Rp13.608 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.407 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di
Jakarta, Selasa mengatakan bahwa penurunan harga minyak menjadi salah
satu sentimen negatif bagi kurs negara berkembang, termasuk rupiah
sehingga mengalami koreksi terhadap dolar AS.
"Penguatan rupiah yang terjadi mulai terbatas seiring kenaikan yang
cukup kencang dalam beberapa hari terakhir, apalagi harga minyak dunia
juga mulai mengalami penurunan," katanya.
Menurut dia, nilai tukar rupiah menyesuaikan dengan kondisi riil di
lapangan meski peluang kenaikan suku bunga bank sentral AS cukup kecil
pada tahun ini.
"Namun diharapkan, sentimen dari masih tingginya ekspektasi pelaku
pasar akan realisasi kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah maupun
Bank Indonesia dapat menjaga nilai tukar domestik," katanya.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar juga sedang menanti data neraca
perdagangan periode September 2015 dan suku bunga acuan Bank Indonesia
(BI rate) yang akan dirilis pada pekan ini. Diharapkan juga data neraca
perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan
bahwa masih adanya peluang kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) pada
tahun 2015 ini menjadi salah satu faktor yang menopang dolar AS untuk
kembali bergerak naik.
"Sejumlah data ekonomi AS seperti data penjualan ritel, produksi
industri, dan testimoni sejumlah petinggi bank sentral Amerika Serikat
masih diantisipasi pasar. Diharapkan memberikan kejelasan mengenai
peluang kenaikan suku bunga," katanya. (WDY)
Rupiah Melemah Menjadi Rp13.608 per Dolar
Selasa, 13 Oktober 2015 13:22 WIB